Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang Diwarnai Banyak Sentimen, Ini Tawaran Strategi Bank Maybank

Bank Maybank Indonesia memperkirakan permintaan terhadap surat utang negara dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (24/4/2018) kemungkinan tetap moderat seperti lelang sebelumnya, tetapi dengan tingkat rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan lebih tinggi.

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Maybank Indonesia memperkirakan permintaan terhadap surat utang negara dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (24/4/2018) kemungkinan tetap moderat seperti lelang sebelumnya, tetapi dengan tingkat rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan lebih tinggi.

Pemerintah akan kembali menggelar lelang surat utang negara atau SUN hari ini. Pemerintah akan melelang 5 seri, yakni SPN03180725 (kupon: diskon, maturity: 25 Jul 2018), SPN12190131 (kupon: diskon, maturity: 31 Jan 2019), FR0063 (kupon: 5.625 %, maturity: 15 Mei 2023), FR0064 (kupon: 6.125%; maturity: 15 Mei 2028) dan FR0075 (kupon: 7.500%; maturity: 15 Mei 2038).

Anup Kumar, Analis Senior Fixed Income Bank Maybank Indonesia, mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang selama ini terjadi di pasar obligasi Indonesia dan akan mempengaruhi hasil lelang SUN kali ini.

Sejak tanggal 10 April 2018 lalu hingga hari ini, ada dua kejutan yang terjadi. Pertama, Moody’s menaikkan peringkat Indonesia ke Baa2 dari Baa3. Outlook kini menjadi stabil setelah sebelumnya positif.

Kedua, neraca perdagangan Maret 2018 surplus US$1,09 miliar, lebih tinggi dari ekspektasi konsensus US$0,09 miliar.

Namun, di saat yang sama pelemahan terus terjadi pada mata uang rupiah. Pelemahan sudah mencapai sekitar 3% ytd, menjadikan rupiah Indonesia sebagai mata uang terlemah ketiga di antara negara-negara Asia.

Adanya dua sentimen positif tersebut juga tidak mampu mambantu yield untuk turun, tetapi justru terlihat meningkat dua minggu terakhir. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun mencapai lebih dari 6,8% hingga kemarin.

Anup mengatakan, di satu sisi, depresiasi mata uang rupiah dan peningkatan yield SUN terlihat menguntungkan bagi pasar SUN sebab hal ini meningkatkan daya tarik SUN.

Terlebih lagi mengingat hal ini terjadi di tengah kondisi makro yang tetap prudent, kebijakan moneter yang akomodatif, penganggaran fiskal yang ketat, dan likuiditas yang cukup di sektor perbankan sekitar Rp89 triliun per 20 April 2018.

Selain itu, ketegangan geopolitik Suriah dan Korea Utara mereda, demikian pun ketegangan perdagangan yang mereda seiring berlanjutnya negosiasi antara AS dan China dan mitra NAFTA.

Namun, di sisi lain, kekhawatiran terhadap peningkatan terkini yoeld US Treasury 10 tahun yang mendekati level 3,00% dan kenaikan harga minyak dunia mendekati posisi tertinggi dalam 3,5 tahun terakhir (ditutup pada US$68,4 per 20 April 2018) telah menghambat peningkatan harga SUN sepekan terakhir.

Melihat kondisi tersebut, Anup menyarankan sejumlah strategi yang tampaknya masuk akal bagi para investor yang ingin berpartisipasi dalam lelang kali ini.

Pertama, investor dapat mengambil posisi beli selama lelang dengan harapan bahwa permintaan yang masuk mungkin datang dalam jumlah besar (oversubscribe di atas 3,03x dari target penerbitan indikatif sebesar Rp17 triliun) sementara rasio bid-to-cover berada di dekat 2,29x (rata-rata penawaran- to-cover ratio dengan periode antara 3 Januari - 10 Apr).

“Ini dapat menghasilkan reli sementara di pasar sekunder, membuka jalan untuk pengambilan keuntungan. Risiko yang terkait dengan strategi ini adalah bahwa jika permintaan tidak muncul, potensi kerugian dapat terjadi,” katanya dalam riset, Senin (23/4/2018).

Atau kedua, tunggu hingga jam 12 siang dan kemudian baru lakukan tindakan. Strategi ini menyarankan investor menghindari berpartisipasi pada lelang, mengkonfirmasi hasil penawaran yang masuk dan kemudian mengambil keputusan yang terukur.

Investor bisa saja melakukan pembelian seri SUN yang ditawarkan di pasar sekunder jika permintaan memang berat atau tetap menjauh dari pasar. Risiko strategi ini adalah bahwa investor tidak mengetahui rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan, sehingga berpotensi melakukan penawaran harga yang lebih tinggi, sehingga potensi keuntungan menjadi kecil atau justru rugi.

“Berhubung kami melihat permintaan akan moderat selama lelang, kami lebih menyukai strategi ‘tunggu hingga jam 12 siang dan kemudian ambil tindakan’,” katanya.

Anup mengatakan, tingkat permintaan dalam lelang kali ini kemungkinan tetap moderat dan terkonsentrasi di seri-seri pasar utang atau SPN dan terbagi pada FR0064 (10 tahun) dan FR0075 (20 tahun).

Setidaknya sejak awal tahun, 42% dan 23% dari total penawaran yang masuk dalam lelang SUN terpusat pada seri SPN dan seri FR0064, sementara sisanya tersebar di seri-seri lainnya. Sementara itu, total nominal yang dimenangkan juga terpusat pada keduanya, masing-masing 44% dan 23% untuk SPN dan FR0064.

“Oleh karena itu, kami sekarang mengharapkan bahwa 35% - 45% dari total penawaran yang masuk selama lelang akan berada dalam seri pasar uang,” katanya.

Selain itu, SPN03180417 senilai Rp5 triliun telah jatuh tempo dan berpotensi untuk diinvestasikan kembali lagi selama pelaksanaan lelang konvensional hari ini.

Sementara itu, alasan Bank Maybank mengapa menilai permintaan dapat terbagi antara FR0064 dan FR0075 didasarkan pada yield FR0064 di level 6,9% tampaknya menarik, sedangkan yield FR0075 sedikit lebih murah.

Dengan asumsi bahwa yield FR0064 saat ini diperdagangkan pada yield yang tepat sebesar 6,843% (penutupan IBPA 23 April), maka yield yang adil bagi FR0063 harus sebesar 6,513% (hasil penutupan IBPA pada 6,233% pada 23 April) sementara yield yang adil bagi FR0075 harus di 7,303% (hasil penutupan IBPA di 7,413% pada 23 April).

“Meskipun demikian, seri-seri yang ditawarkan dalam lelang SUN terlihat menarik, sehingga kami berharap permintaan akan tetap moderat dan oversubscribe sebesar 1,6x - 2,6x dari target minimal penerbitan minimal Rp17 triliun,” katanya.

Proyeksi ini turut mempertimbang yield US Treasury 10 tahun yang sudah bergerak hingga sedikit di bawah 3% dan nilai tukar rupiah yang sedikit di bawah Rp14.000 per US$. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah aset-aset ini dapat menembus level psikologisnya masing-masing.

Anup menilai, rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan pada semua seri kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya. Yield dari seri SUN yang dilelang saat ini sudah bergerak di atas rata-rata yield tertimbang yang dimenangkan selama lelang konvensional 10 April 2018.

Oleh karena itu, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan selama lelang ini mungkin akan berada di atas hasil lelang 10 April 2018.

Bank Maybank memperkirakan tingkat yield rata-rata tertimbang yang akan dimenangkan dalam lelang kali ini yakni :

- SPN03180725 (3mo): 4,450% - 4,550%

- SPN12190131 (9mo): 5,140% - 5,240%

- FR0063 (5thn): 6,180% - 6,280%

- FR0064 (10y): 6,790% - 6,890%

- FR0075 (20y): 7,360% - 7,460%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper