Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Sesi I, IHSG Merosot Lebih dari 1%

IHSG melemah 1,19% atau 74,76 poin ke level 6.233,38 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan 5,57 poin atau 0,09% di level 6.313,72. Adapun pada perdagangan Senin (23/4), IHSG ditutup melemah 0,47% atau 29,55 poin ke level 6.308,15.
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (26/1/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (26/1/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah lebih dari 1% pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (24/4/2018).

IHSG melemah 1,19% atau 74,76 poin ke level 6.233,38 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan 5,57 poin atau 0,09% di level 6.313,72. Adapun pada perdagangan Senin (23/4), IHSG ditutup melemah 0,47% atau 29,55 poin ke level 6.308,15.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.228,64 – 6.316,7. Sebanyak 84 saham menguat, 257 saham melemah, dan 234 saham stagnan dari 575 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan utama dari sektor tambang yang melemah 1,97% dan konsumer yang melemah 1,71%. Adapun hanya sektor infrastruktur yang melemah 0,64%.

Indeks saham lainnya di Asia Tenggara bergerak variatif siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI melemah 0,52% dan PSEi Filipina turun 0,9%, sedangkan indeks SE Thailand dan FTSE Straits Time Singapura menguat masing-masing 0,53% dan 0,08%.

Di Jepang, indeks Topix menguat 0,93% sementara indeks Nikkei 225 naik 0,8%. Adapun, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,24% dan indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,95%.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia rebound dari kisaran level terendah dua pekan terakhir karena investor mengakhiri reli aksi jual pada sesi-sesi sebelumnya.

"Investor kini mengawasi dengan seksama untuk melihat apakah mereka berada di mata badai volatilitas baru-baru ini atau sudah memasuki masa tenang menjelang pertumbuhan global yang lebih kuat," kata Nick Twidale, chief operating officer Rakuten Securities Australia, seperti dikutip Reuters.

"Hanya waktu yang akan memberi tahu, tetapi tentu saja pasar terus memantau berita untuk apa pun yang dapat menyebabkan volatilitas kembali,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper