Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Topix & Nikkei 225 Jepang Berakhir di Zona Merah

Pergerakan bursa saham Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (23/4/2018), setelah sempat berfluktuasi, di tengah berlanjutnya aksi jual terhadap saham teknologi di Amerika Serikat (AS).
Bursa Jepang/Bloomberg
Bursa Jepang/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (23/4/2018), setelah sempat berfluktuasi, di tengah berlanjutnya aksi jual terhadap saham teknologi di Amerika Serikat (AS).

Indeks Topix dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,12% atau 2,03 poin di level 1.753,16, dan berakhir turun 0,02% atau 0,34 poin di level 1.750,79. Dari 2.059 saham pada indeks Topix, 944 saham di antaranya menguat, 1.026 saham melemah, dan 89 saham stagnan.

Saham SoftBank Group Corp. dan Terumo Corp. yang masing-masing melorot 1,17% dan 3,88% menjadi penekan utama terhadap koreksi Topix pada perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir melemah 0,33% atau 74,20 poin di level 22.088,04, setelah dibuka turun 0,02% atau 4,36 poin di posisi 22.157,88. Sebanyak 106 saham menguat, 110 saham melemah, dan 9 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Terumo Corp. yang anjlok 3,88% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Nikkei, diikuti Fast Retailing Co. Ltd. (-0,86%) dan SoftBank Group Corp. (-1,17%).

Di sisi lain, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut melemah 0,18% atau 0,19 poin ke posisi 107,86 per dolar AS pada pukul 14.04 WIB, setelah berakhir melemah 0,28% atau 0,30 poin di level 107,67 pada perdagangan Jumat (20/4).

Dilansir Bloomberg, saham produsen elektronik membebani indeks saham acuan untuk hari kedua, di tengah kekhawatiran global bahwa permintaan smartphone semakin memudar.

Meski demikian, saham bank dan perusahaan asuransi membatasi pelemahan indeks saat mata uang Jepang diperdagangkan di sekitar level terendah sejak 21 Februari.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun memperpanjang kenaikannya setelah naik lima basis poin pada Jumat (20/4) menjadi lebih dari 2,95%.

“Imbal hasil obligasi kemungkinan besar akan melewati angka 3%. Ini akan mendinginkan bukan hanya ekonomi AS tetapi juga ekonomi global,” ujar Shoji Hirakawa, chief global strategist di Tokai Tokyo Research Institute Co. di Tokyo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper