Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA MARKETING SALES: Kuartal I, Emiten Properti Lebih Optimis

Meski masih dihimpit tantangan, sejumlah emiten properti berhasil membukukan nilai pemasaran atau marketing sales yang cukup tinggi pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini menambah optimisme terhadap pencapaian target mereka hingga akhir tahun ini.
perumahan, properti
perumahan, properti

Bisnis.com, JAKARTA - Meski masih dihimpit tantangan, sejumlah emiten properti berhasil membukukan nilai pemasaran atau marketing sales yang cukup tinggi pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini menambah optimisme terhadap pencapaian target mereka hingga akhir tahun ini.

Periode kuartal pertama umumnya bukan merupakan periode dengan tingkat penjualan properti yang tinggi. Namun, melalui sejumlah strategi beberapa emiten berhasil membukukan pencapaian marketing sales yang menggembirakan pada kuartal pertama 2018.

Dari 6 emiten properti yang dirangkum Bisnis.com, semuanya mengalami pertumbuhan pemasaran yang positif. Emiten-emiten tersebut yakni PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN), PT Intiland Development Tbk. (DILD), PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA), PT PP Properti Tbk. (PPRO), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE). 

APLN memang mengalami penurunan nilai pemasaran dibandingkan kuartal pertama tahun lalu, tetapi hal tersebut disebabkan karena adanya penjualan lahan besar kepada mitra strategis pada kuartal pertama 2017 senilai Rp1,3 triliun.

Bila hanya mengandalkan penjualan rutin dari unit-unit properti, nilai pemasaran APLN pada kuartal pertama 2017 hanya Rp300 miliar, sehingga dibandingkan capaian kuartal pertama 2018 pertumbuhannya mencapai 100%.

DILD membukukan capaian terbaik dengan nilai pemasaran Rp966 miliar, tumbuh 309% yoy. Nilai pemasaran DILD ini sudah mencapai 29% dari targetnya sepanjang tahun ini Rp3,3 triliun. DILD berhasil membukukan pemasaran lebih dari 25% di saat pemasaran banyak emiten lain masih terbatas.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, mengatakan bahwa DILD masih sangat optimis pasar properti tahun ini akan membaik. Daya beli pasar sejatinya masih tinggi, tetapi mereka hanya cenderung menunggu.

Saat ini, konsumer memang cenderung lebih selektif sehingga pengembang harus kreatif menciptakan produk yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Dirinya mengaku bangga perseroan sukses menjual proyek Fifty Seven Promenade di awal tahun ini di saat semangat beli pasar masih rendah.

“Strategi kita adalah explore produk, bagaimana caranya agar produk kita itu menjadi menarik. Tantanganya ke depan adalah bagaimana menarik pihak konsumen agar tidak wait and see dengan menawarkan produk-produk yang menarik, dari pada mereka hanya stay dengan invesasi yang pasif,” katanya, akhir pekan lalu.

BSDE juga membukukan capaian pemasaran yang fantastis dengan tingkat pertumbuhan 58%. BSDE mencatatkan pemasaran yang baik pada hampir semua lini, yakni unit perumahan tapak, apartemen, ruko, dan tanah kavling.

Pada kuartal pertama 2017 yang mana 53% pemasaran berasal dari penjualan lahan pada perusahaan joint venture, sementara kontribusi lini lainnya sangat terbatas. Hal tersebut membuktikan adanya perbaikan signifikan bagi BSDE awal tahun ini.

Harun Hajadi, Direktur CTRA, mengatakan perseroan berhasil mencatatkan pemasaran yang tinggi pada kuartal pertama tahun ini karena didukung oleh peluncuran dua proyek baru, yaitu di CitraLand City Losari Makassar dan di Ciputra World Surabaya.

Proyek tersebut disambut pasar dengan cukup baik di kedua lokasi tersebut, sehingga CTRA berasil mencatatkan pertumbuhan pemasaran 33% yoy, dari Rp1,2 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp1,6 triliun kuartal pertama tahun ini.

CTRA memang menjadi salah satu pemain properti besar yang mengalami tekanan pemasaran tahun lalu. Dari target pemasaran awal Rp8,5 triliun tahun lalu, perseroan hanya berhasil mengantongi Rp7,6 triliun.

Perseroan memandang kinerja bisnis properti tahun ini pun belum akan terlalu pulih sehingga perseroan hanya menargetkan pertumbuhan marketing sales 5% dibandingkan capaian tahun lalu, atau sekitar Rp8 triliun. Lagipula, pemasaran tahun lalu didukung oleh adanya penjualan besar non rutin senilai Rp675 triliun yang belum tentu kembali terulang tahun ini.

Ferry Salanto, Associate Director Colliers International Indonesia, mengatakan bahwa emiten properti umumnya memang cenderung lebih realistis mematok target pemasaran tahun ini, lantaran tahun lalu tidak berhasil mencapai targetnya yang dipatok terlalu tinggi.

“Untuk meningkatkan target sebenarnya cukup realistis tahun ini, mengingat target GDP tahun ini cukup tinggi juga. Namun, semua developer mulai lebih realistis,” katanya.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, mengaku cukup puas dengan capaian pemasaran perseroan di awal tahun ini. Perseroan memang tidak berharap capaian pada kuartal pertama tahun ini akan mencapai seperempat dari target tahun ini.

PPRO memang baru merealisasikan pemasaran Rp703 miliar atau 19% dari targetnya tahun ini, tetapi capaian tersebut sudah tumbuh 9% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu dan lebih tinggi 6% dari target kuartal pertama tahun ini Rp663 miliar.

“Pasar di awal tahun memang tidak terlalu ramai, ramainya nanti di kuartal kedua, ketiga dan keempat. Jadi, kelihatannya nanti marketing sales kita akan besar di kuartal dua, tiga dan empat,” katanya.

Olivia Surodjo, Direktur dan Sekretaris Perusahaan MTLA, mengatakan bahwa realisasi pemasaran perseroan masih sesuai harapan pada kuartal pertama tahun ini. Perseroan memang belum meluncurkan produk baru pada periode itu.

Namun, MTLA mulai mengantisipasi turun permintaan pada kuartal kedua saat ini dengan siap meluncurkan produk The Riviera at Puri tahap kedua. Pasalnya, momentum lebaran kerap kali berefek pada turunnya permintaan terhadap properti sehingga perlu produk baru untuk dijual.

Tahap pertama dari produk ini sukses dipasarkan hanya dalam sehari pemasaran pada akhir tahun lalu, sehingga menopang capaian pemasaran perseroan hingga akhir 2017. Perseroan optimistis, sambutan pasar atas produk tahap kedua nanti akan tetap tinggi.

Membaiknya kinerja sejumlah emiten properti di kuartal pertama tahun ini boleh jadi tidak mencerminkan seluruh kinerja perusahaan properti di pasar. Namun, hal ini mengindikasinya mulai bangkitnya minat investor pada investasi aset riil, setelah sepanjang tahun lalu cukup agresif di pasar modal.

Akan tetapi, sepanjang perjalanan hingga akhir tahun ini masih akan banyak tantangan bagi bisnis properti, terutama di saat kalangan investor sebagai pasar utama kembali berhati-hati karena momen pilkada dan persiapan pilpres. Untuk itu, strategi-strategi cerdas akan menjadi kunci sukses masing-masing pengembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper