Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Investor Pasar Modal Naik 8%

Pertumbuhan investor di pasar modal terus meningkat. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total investor per akhir Maret lalu mencapai 1,21 juta orang.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (dari kiri) Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat dialog dengan pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia/JIBI-Dwi Prasetya
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (dari kiri) Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat dialog dengan pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan investor di pasar modal terus meningkat. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total investor per akhir Maret lalu mencapai 1,21 juta orang.

Jumlah tersebut tumbuh sebesar 26,54% secara year on year (yoy) dan 8,34% secara year to date (ytd). Adapun pada akhir tahun lalu, total investor yang tercatat di KSEI mencapai 1,12 juta investor.

Secara rinci, kenaikan jumlah investor per akhir kuartal I/2018 dibandingkan dengan akhir tahun lalu adalah sebanyak 93.610 investor.

"Jumlah 1,2 juta itu meliputi saham, obligasi, dan lainnya. Komposisinya hampir sama antara yang saham obligasi dengan reksa dana, di kisaran 600.000-an," kata Direktur Utama PT KSEI Friderica Widyasari Dewi di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Dia menambahkan, ke depan jumlah investor bakal terus bertambah. Selain karena pengetahuan masyarakat terhadap pasar modal telah meningkat, sejumlah kemudahan juga telah diberikan oleh otoritas dan penyedia jasa untuk bertransaksi.

Misalnya adalah electronic proxy (e-proxy) yang merupakan tahap awal dari pengembangan electronic voting (e-voting). Kata Friderica, pengembangan teknologi ini dilakukan oleh perusahaan asal Turki.

"Saat ini sedang proses dan pada tahun ini skema dengan e-voting itu sudah bisa direalisasikan," ujarnya.

E-proy dan e-voting merupakan fasilitas yang mendesak untuk diterapkan di Indonesia karena kondisi geografis yang berbentuk kepulauan, serta domisili investor yang tersebar di berbagai tempat, baik di dalam maupun luar negeri.

Di sisi lain, pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai instrumen untuk meningkatkan investor. Salah satunya dengan program Tabungan Perumahan Rapkat (Tapera), di mana dana kelolaannya bisa diinvestasikan ke industri reksa dana.

Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) Edward P. Lubis menambahkan, para manajer investasi telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah investor. Diantaranya adalah pengembangan melalui e-commerce, serta bekerjasama dengan Self Regulatory Organizations (SRO).

"Kami melakukan pengembanganpasar melalui e-commerce, harapannya dengan platform online ini jumlah investior akan bertambah secara signifikan," kata dia.

Selain menyediakan platform daring, para manajer investasi juga terus melakukan berbagai sosialisasi di segala lapisan masyarakat untuk meningkatkan minat investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper