Bisnis.com,JAKARTA— Keputusan pemerintah kembali merombak jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) dinilai dapat mempengaruhi sentimen investor terhadap saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. sejalah dengan telah terbentuknya Holding BUMN Migas.
Managing Director Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM FE UI) Toto Pranoto menilai seringnya pemerintah merombak jajaran Direksi Pertamina memberikan sentimen negatif kepada investor Perusahaan Gas Negara (PGN). Pasalnya, emiten berkode saham PGAS itu kini telah tergabung ke dalam Holding BUMN Migas.
“Kebijakan bongkar pasang direksi bisa menekan saham PGAS kalau tidak bisa meyakinkan investor bahwa Pertamina selaku induk Holding Migas BUMN memiliki kepemimpinan yang kuat,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (20/4).
Toto menyebu perombak direksi dalam rentang 2 tahun terakhir memberikan sinyal negatif bagi dunia usaha. Artinya, terdapat permasalahan internal di dalam tubuh Pertamina.
Pihaknya menyarankan agar pemerintah mempersolid pimpinan teratas Pertamina. Apalagi, saat ini Pertamina telah menjadi induk Holding BUMN Migas.
Di sisi lain, dia menyebut pemerintah harus segera menunjuk Direktur Utama baru yang definitif. Posisi Pelaksana Tugas (Plt) dinilai lemah karena akan menemui kesulitan dalam membuat keputusan strategis.
“Sebaiknya ada batas waktu penetapan Direktur Utama yang definitif,” imbuhnya.
Toto menambahkan kerap terjadi tarik menarik kepentingan untuk bongkar pasang direksi di perseroan sekelas Pertamina. Apabila hal tersebut terus berlanjut maka dikhawatirkan akan memengaruhi keredibilitas korporasi minyak dan gas milik negara itu.
“Pemerintah harus memberikan keyakinan kepada investor dan pemangku kepentingan terkait bahwa Pertamina dikelola oleh orang yang berkapabilitas,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel