Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intiland (DILD) Tahun Ini Tidak Bagi Dividen

Emiten properti PT Intiland Development Tbk. memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas laba tahun bukuk 2017 karena masih tingginya kebutuhan modal perseroan di tengah tingkat backlog proyek yang tinggi dan bisnis properti yang masih berat.
CEO PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (dari kiri) berbincang dengan Direktur Pemasaran Susan Pranata, dan Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono di sela-sela konferensi pers, di Senayan City, Jakarta, Kamis (12/10)./JIBI-Endang Muchtar
CEO PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (dari kiri) berbincang dengan Direktur Pemasaran Susan Pranata, dan Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono di sela-sela konferensi pers, di Senayan City, Jakarta, Kamis (12/10)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten properti PT Intiland Development Tbk. memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas laba tahun buku 2017 karena masih tingginya kebutuhan modal perseroan di tengah tingkat backlog proyek yang tinggi dan bisnis properti yang masih berat.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, mengatakan bahwa hal tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham perseroan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar perseroan pada Jumat (20/4/2018).

Archied mengatakan bahwa perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen pada tahun ini karena kebutuhan modal kerja perseroan masih sangat besar tahun ini.

“Perseroan masih ada kebutuhan yang cukup banyak untuk penyelesaian proyek kita sehingga kita putuskan untuk menahan dividen kita untuk masukkan ke dalam modal kerja untuk memperkuat struktur modal kita,” katanya, Jumat (20/4/2018).

Adapun, pada 2017 lalu perseroan membukukan pendapatan Rp2,2 triliun, turun tipis dari Rp2,28 triliun pada 2016. Laba bersih tercatat sebesar Rp297 miliar, turun tipis dibandingkan Rp299 miliar pada 2016.

Archied mengatakan, saat ini perseroan masih memiliki tingkat backlog senilai Rp4,4 triliun. Backlog artinya perseroan telah mengantongi pemesanan dari pembeli dengan nilai tersebut, tetapi belum diakui ke dalam penjualan sebab proyeknya belum selesai dibangun dan diserahterimakan.

Untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut, perseroan membutuhkan modal yang besar. Di sisi lain, perseroan juga memiliki beban utang yang cukup besar dan agak mengetat, sehingga perseroan membutuhkan dukungan modal agar tidak perlu menambah utang.

Per akhir tahun lalu, rasio utang terhadap modal perseroan atau debt to equity ratio (DER) adalah sebesar 58%.

Emiten dengan kode saham DILD ini sejatinya cukup konsisten membagikan dividen sejak 2011 hingga 2016. Dividen terbesar dibagi perseroan adalah atas laba 2014, yakni sebesar Rp103 miliar atau 24% dari total laba saat itu Rp429 miliar. Payout ratio perseroan berkisar antara 12,8% hingga 29%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper