Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Klaim Kinerja Kuartal I/2018 Positif

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengklaim berhasil membukukan pertumbuhan kinerja secara tahunan pada kuartal I/2018 sejalan dengan sejumlah strategi yang dijalankan perseroan.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (kiri) dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Pahala N. Mansyuri berpose, di sela-sela  peluncuran kampanye Bring More Home, di Bandara Soetta, Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (kiri) dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Pahala N. Mansyuri berpose, di sela-sela peluncuran kampanye Bring More Home, di Bandara Soetta, Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, TANGERANG — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengklaim berhasil membukukan pertumbuhan kinerja secara tahunan pada kuartal I/2018 sejalan dengan sejumlah strategi yang dijalankan perseroan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengatakan siklus keuangan pada kuartal I/2018 biasanya menjadi yang terberat bagi perseroan. Akan tetapi, pihaknya mengklaim kondisi keuangan membaik pada awal tahun ini.

“Kondisinya membaik dibandingkan dengan tahun lalu tetapi detailnya belum bisa kami sampaikan. Namun, dengan pencapaian kuartal I/2018, kami optimistis meraih keuntungan pada tahun ini,” ujarnya, Kamis (19/4/2018).

Pahala mengungkapkan perseroan telah menerapkan sejumlah strategi sesuai dengan arahan pemegang saham. Pertama, emiten berkode saham GIAA itu melakukan peninjauanulang atas rute-rute internasional.

Dia menyebut perseroan telah menambah sejumlah rute baru. Selain itu, dilakukan penambahan frekuensi penerbangan di rute seperti Jakarta-Perth.

Kedua, GIAA melanjutkan renegosiasi sejumlah kontrak yang telah dilakukan sejak tahun lalu. perseroan akan merenegosiasi sembilan kontrak pada 2018.

“Dampaknya cukup baik karena sampai dengan akhir kuartal I/2018, sisi biaya operasional kami malah turun tetapi dari sisi pendapatan operasional naik meski terjadi kenaikan harga bahan bakar,” jelasnya.

Di sisi lain, dia menyebut kontribusi dari sejumlah anak usaha meningkat pada kuartal I/2018. Menurutnya, kontribusi naik dari 20% menjadi 23% pada periode tersebut.

Pahala mengatakan perseroan juga menggenjot pendapatan dari bisnis kargo. GIAA membidik pendapatan hingga US$25 juta dari sebelumnya US$18 juta tiap bulannya.

Direktur Operasional Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono mengatakan, perseroan juga akan menjual dua unit Boeing 747-400 dalam waktu dekat. GIAA memperkirakan akan memeroleh dana segar hingga US$9 juta melalui penjualan ke pasar internasional.

Triyanto mengatakan penjualan dilakukan karena dua unit tersebut sudah tidak memiliki nilai ekonomis. Pasalnya, diperlukan biaya yang lebih besar untuk memperbarui kondisi.

“Dana yang diperoleh akan digunakan sebagai modal kerja,” tuturnya.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo sebelumnya mengatakan pihaknya telah menyampaikan sejumlah arahan kepada manajemen Garuda Indonesia guna memperbaiki kinerja tahun ini. Pertama, adanya evaluasi terhadap rute internasional yang merugi.

Sebagai kompensasi, sambungnya, GIAA dianjurkan untuk memperkuat basis di dalam negeri. Artinya, dapat dilakukan pembukaan rute domestik baru.

Selanjutnya, Gatot mengatakan pemerintah meminta kepada manajemen GIAA untuk memperkuat layanan Umrah dan Haji. Pasalnya, segmen tersebut berpeluang menjadi dominan ke depannya.

Dia meminta kepada perseroan untuk menghitung ulang tarif layanan tersebut agar lebih kompetitif dibandingkan dengan maskapai lainnya.

Di sisi lain, Gatot menyebut GIAA harus memperkuat rute gemuk antara lain Hongkong-Taiwan dan Singapura-Jakarta. Hal tersebut untuk memastikan jalur tersebut tidak dikuasai oleh maskapai dari negara lain.

Menurut catatan Bisnis.com, Garuda Indonesia menargetkan laba bersih US$8,7 juta pada 2018. Target tersebut untuk membalikkan kerugian yang diderita pada 2017 senilai Rp2,13 triliun.

Manajemen GIAA akan mengoptimalkan efisiensi biaya untuk penerbangan. Pasalnya, kontribusi pos pengeluaran tersebut mencapai 30%.

Selanjutnya, manajemen perseroan akan melakukan renegosiasi kontrak. Terakhir, GIAA menyebut akan memperbaiki utilisasi aircraft dan meningkatkan service level.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper