Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kantongi Setoran LRT, Arus Kas Adhi Karya (ADHI) Kembali Positif

Arus kas PT Adhi Karya (Persero) Tbk. kembali positif pada kuartal I/2018 setelah menerima pembayaran tahap pertama untuk proyek light rail transit Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk. Budi Harto (tengah) berbincang dengan Direktur Operasi II Pudjung Setya Brata (kanan) dan Asdep Konstruksi dan Sarana Prasarana III Kementerian BUMN Heri seusai rapat umum pemegang saham tahunan, di Jakarta, Jumat (13/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk. Budi Harto (tengah) berbincang dengan Direktur Operasi II Pudjung Setya Brata (kanan) dan Asdep Konstruksi dan Sarana Prasarana III Kementerian BUMN Heri seusai rapat umum pemegang saham tahunan, di Jakarta, Jumat (13/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Arus kas PT Adhi Karya (Persero) Tbk. kembali positif pada kuartal I/2018 setelah menerima pembayaran tahap pertama untuk proyek light rail transit Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menjelaskan bahwa pembayaran tahap pertama pengerjaan light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) Rp3,42 triliun membuat arus kas perseroan kembali positif. Menurutnya, posisi arus kas perseroan per akhir kuartal I/2018 Rp150 miliar.

Budi mengatakan pembayaran tahap kedua Rp1,5 triliun akan segera masuk paling lambat pada Mei 2018. Saat ini, proses evaluasi tengah dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Saat ini posisi debt to equity ratio [DER] kami 1,4 kali. Dengan masuknya pembayaran Rp1,5 triliun nanti akan turun jadi 1 kali,” ujarnya usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jumat (13/3/2018).

Diberitakan Bisnis sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan pembayaran tahap pengerjaan LRT Jabodebek dengan menggunakan dana pinjaman perbankan. Perseroan kereta api pelat merah itu telah mengantongi sindikasi perbankan Rp19,25 triliun pada akhir 2017.

Sebagai catatan, berdasarkan laporan keuangan 2017, arus kas dari aktivitas operasi Adhi Karya tercatat negatif Rp3,22 triliun per 31 Desember 2017. Manajemen menyebut pembayaran proyek LRT yang bersifat turnkey menjadi penyebab mengingat perseroan telah mengucurkan dana Rp7 triliun sampai dengan Maret 2018.

Di sisi lain, Budi mengatakan RUPST juga telah menyetujui pembagian dividen atas kinerja keuangan 2017. Emiten berkode saham ADHI itu akan menebar Rp103,02 miliar atau 20% laba bersih 2017 sebagai dividen kepada para pemegang saham.

“Kami menurunkan rasio pembayaran dividen dari tahun sebelumnya karena sisanya akan digunakan untuk investasi mulai dari jalan tol hingga bisnis air bersih,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper