Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaya Trishindo (HELI) Gunakan 60% Dana IPO untuk Beli Helikopter

Emiten penyewaan armada helikopter PT Jaya Trishindo Tbk. mengalokasikan 60% dana yang diperoleh dari proses initial public offering (IPO) untuk menambah dua armada helikopter pada tahun ini.
Pencatatan perdana saham PT Jaya Trishindo Tbk. di Bursa Efek Indonesia/Bisnis-Emanuel B. Caesario
Pencatatan perdana saham PT Jaya Trishindo Tbk. di Bursa Efek Indonesia/Bisnis-Emanuel B. Caesario

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyewaan armada helikopter PT Jaya Trishindo Tbk. mengalokasikan 60% dana yang diperoleh dari proses initial public offering (IPO) untuk menambah dua armada helikopter pada tahun ini.

Kedua armada tersebut dibeli dengan harga sekitar US$2 juta—US$4 juta dan diprediksi akan segera tiba pada pertengahan tahun ini. Saat ini perseroan yang baru saja melantai di bursa saham domestik tersebut baru memiliki lima armada helikopter.

Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja menyampaikan  perusahaan akan mengalokasikan 60% dari dana IPO atau sekitar Rp15 miliar untuk membeli dua helikopter. Dalam 5 tahun ke depan, perseroan memprediksi akan membeli sedikitnya 1-2 helikopter setiap tahun.

“Rencana ekspansi kami pada tahun ini hanya untuk penambahan armada. Kami melihat kebutuhan armada cukup tinggi. Kalau ada permintaan dari perusahaan-perusahaan lain, kami akan pertimbangkan menambah pendanaan,” ungkap Edwin di Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Saat ini, utilisasi armada emiten dengan kode saham HELI tersebut telah mencapai 70%. Untuk dapat meningkatkan utilisasi, Edwin menyampaikan  perusahaan akan mencari partner kerja sama baru dan menciptakan channel pemesanan baru.

Adapun, tahun ini perseroan telah membukukan kontrak senilai Rp50 miliar dan diyakini akan terus bertambah. Perseroan menetapkan harga sewa helikopter yang cukup bervariasi, yaitu pada rentang US$3.600—US$15.000 per jam.

Selama ini perusahaan menyasar segmen B to B untuk menggunakan jasanya, dengan mayoritas pengguna adalah untuk instansi penanganan bencana yaitu 35%, 30% oleh kontraktor, dan sisanya oleh sektor perkebunan dan pertambangan.

Sementara itu, Direktur Independen dan Sekretaris Perusahaan Jaya Trishindo Erwin Budi Satria mengungkapkan perusahaan membelanjakan sekitar 10% alokasi capex setiap tahun untuk perawatan armada, sehingga akan lebih efisien jika membangun fasilitas maintenance.

“Sampai sekitar itu [10%] biaya kami untuk maintenance sehingga ada rencana untuk membangun pusat maintenance pada tahun ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper