Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Rencana Trump ‘Usir’ Pejabat Gedung Putih Lagi Bebani Bursa Jepang

Pergerakan bursa saham Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (16/3/2018), terbebani apresiasi mata uang yen menyusul kabar rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyingkirkan penasehat keamanan nasionalnya.
Bursa Jepang Topix/Reuters
Bursa Jepang Topix/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (16/3/2018), terbebani apresiasi mata uang yen menyusul kabar rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyingkirkan penasehat keamanan nasionalnya.

Kabar terbaru tersebut memicu meluasnya kekhawatiran tentang masa depan kebijakan asing pemerintahan Trump.

Indeks Topix hari ini dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,21% atau 3,67 poin di level 1.747,27 dan berakhir turun 0,40% atau 6,97 poin di level 1.736,63. Dari 2.057 saham pada indeks Topix, 701 saham di antaranya menguat, 1.269 saham melemah, dan 87 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. dan Sony Corp. yang masing-masing turun 0,68% dan 1,38% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir melemah 0,58% atau 127,44 poin di level 21.676,51, setelah dibuka dengan penguatan 0,33% atau 72,58 poin di posisi 21.876,53.

Sebanyak 66 saham menguat, 151 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham FANUC Corp. yang melorot 1,63% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei, diikuti TDK Corp. (-3,27%) dan Tokyo Electron Ltd. (-1,40%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau menguat 0,55% atau 0,58 poin ke posisi 105,76 per dolar AS pada pukul 14.42 WIB, setelah berakhir terdepresiasi tipis 0,01% di posisi 106,34 pada perdagangan Kamis (15/3).

Dilansir Bloomberg, surat kabar AS The Washington Post mengabarkan perihal rencana Trump untuk menyingkirkan McMaster. Namun, Trump kemungkinan sedang mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan keputusan tersebut.

Kabar tersebut dibantah Gedung Putih, dengan juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Trump memiliki hubungan kerja yang baik dengan penasehat keamanan nasionalnya.

“Pasar memiliki kesan bahwa orang-orang yang bersikap kooperatif terhadap hubungan internasional meninggalkan pemerintahan,” kata Takahisa Odaka, pakar strategi pasar ekuitas di Nomura Holdings.

“Kemungkinannya adalah Trump menginginkan hal-hal berjalan dengan cara yang akan mempermulus kebijakan-kebijakannya sebelum pemilihan paruh waktu. Gesekan yang lebih besar dengan negara lain mengenai masalah perdagangan dapat mendorong yen dan berakibat negatif untuk ekuitas,” tambah Odaka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper