Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi IHSG: Pasar Tunggu Ketidakpastian Mereda

Analis menilai ketidakpasian yang masih terus terjadi di pasar global menjadi sentimen utama yang menekan kinerja IHSG. Namun, indeks seharusnya tidak akan selalu berada di zona merah, mengingat kondisi domestik cukup positif dan menjadi penopang untuk pemulihan indeks.
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Analis menilai ketidakpasian yang masih terus terjadi di pasar global menjadi sentimen utama yang menekan kinerja IHSG. Namun, indeks seharusnya tidak akan selalu berada di zona merah, mengingat kondisi domestik cukup positif dan menjadi penopang untuk pemulihan indeks.

David Sutyanto, Head of Research Ekuator Swarna Sekuritas, mengatakan bahwa jarang indeks mengalami pelemahan 5 hari berturut-turut. Semula, dirinya memperkirakan rebound sudah akan terjadi pada Kamis (15/3/2018), tetapi rupanya sentimen dari luar negeri masih cukup kuat. Dirinya berharap, indeks akan kembali meningkat pada Jumat (16/3/2018) esok.

Menurutnya, yang menjadi pertaruhan bagi bursa Indonesia adalah agar jangan sampai indeks turun hingga di bawah 6.000. Bila demikian, pasar modal Indonesia sudah memasuki tren bearish dan akan sulit untuk kembali ke tren bullish lagi.

Menurutnya, kondisi market dalam negeri sebenarnya cukup kuat, tidak ada perusahaan yang labanya sangat jelek. Hanya saja, ada beberapa perusahaan yang kinerjanya masih cukup baik, tetapi karena hasilnya di bahwa ekspektasi konsensus, sentimennya menjadi negatif.

David mengatakan, saat ini sentimen luar negeri yang kuat agak sulit dibendung. Pelemahan rupiah yang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir dan asing yang terus melakukan aksi jual mendorong indeks cenderung melemah.

“[FOMC meeting] 22 Maret itu akan jadi penentuan, apakah the Fed naikkan suku bunga atau tidak. Selama Trump masih kasih statement yang tidak bagus untuk market, market masih akan gonjang-ganjing. Sebenernya naik pun tidak masalah, asal pasti. Ketidakpastian ini yang market paling benci,” katanya, Rabu (15/2/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper