Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Sukses Catat Rebound Jelang Akhir Pekan

Nilai tukar rupiah sukses mempertahankan reboundnya pada perdagangan hari ini, Jumat (9/3/2018), saat mata uang Asia bergerak variatif terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah sukses mempertahankan reboundnya pada perdagangan hari ini, Jumat (9/3/2018), saat mata uang Asia bergerak variatif terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,14% atau 19 poin di Rp13.797 per dolar AS. Pagi tadi rupiah dibuka rebound dengan penguatan 23 poin atau 0,17% di posisi Rp13.793 per dolar AS.

Pada perdagangan Kamis (8/3), rupiah berakhir melemah 0,41% atau 56 poin di posisi 13.816, level terendahnya sejak Januari 2016.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.771 – Rp13.806 per dolar AS.

Selain rupiah, peso Filipina dan renminbi China juga terpantau menguat 0,14%. Di sisi lain, yen Jepang yang terdepresiasi 0,51% memimpin pelemahan beberapa mata uang Asia.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau naik 0,02% atau 0,022 poin ke level 90,201 pada pukul 16.53 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,025 poin atau 0,03% di level 90,154, setelah pada perdagangan Kamis (8/3) berakhir menguat 0,60% atau 0,542 poin di posisi 90,179.

Indeks dolar bergerak stabil ditopang meningkatnya harapan dari kebuntuan nuklir Korea Utara setelah Presiden Donald Trump dikabarkan bersedia bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong Un.

Kepada awak media di Washington, Kepala Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong, mengutarakan bahwa Kim Jong Un menyatakan keinginan untuk bertemu Presiden Trump sesegera mungkin.

Diktator Korut yang terkenal dengan tindak tanduknya yang kontroversial itu disebut berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi serta akan menahan diri dari uji coba nuklir atau rudal.

Adapun Trump dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Mei mendatang sebagai tanggapan atas undangan Kim untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi.

“Pergerakan dolar AS terhadap yen menguat didorong pemberitaan tentang Korea Utara yang sekaligus memperbaiki sentimen untuk aset berisiko,” ujar Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia Pasifik untuk Oanda di Singapura, seperti dikutip Reuters.

Penguatan dolar AS terhadap yen sebelumnya telah ditopang sentimen meredanya kekhawatiran akan potensi perang dagang global.

Trump tetap memberlakukan tarif impor pada baja dan aluminium, namun melunakkan pendiriannya dengan mengumumkan pengecualian untuk Kanada dan Meksiko, serta membuka peluang bagi negara lain untuk mengajukan pengecualian.

“Prospek pembicaraan Korea Utara positif, dalam hal ini mengurangi risiko eskalasi pada margin, dan dengan demikian telah memberikan beberapa dukungan,” kata Dushyant Padmanabhan, pakar strategi mata uang Nomura Holdings.

“Terkait tarif (impor) yang diberlakukan AS, masih ada cukup banyak ketidakpastian tentang bagaimana negara lain, terutama China, akan bereaksi terhadapnya. Dan ini tetap menjadi risiko untuk mata uang Asia,” tambah Padmanabhan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper