Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Stabil Ditopang Sentimen Positif Berikut

Indeks dolar AS bergerak stabil pada perdagangan pagi ini, Kamis (8/3/2018), ditopang sentimen data pasar tenaga kerja yang positif serta wacana Gedung Putih mengenai pengecualian sejumlah negara dari rencana pengenaan tarif impor baja dan aluminium oleh Presiden Donald Trump.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS bergerak stabil pada perdagangan pagi ini, Kamis (8/3/2018), ditopang sentimen data pasar tenaga kerja yang positif serta wacana Gedung Putih mengenai pengecualian sejumlah negara dari rencana pengenaan tarif impor baja dan aluminium oleh Presiden Donald Trump.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun hanya 0,01% atau 0,006 poin ke level 89,631 pada pukul 10.20 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,055 poin atau 0,06% di level 89,582, setelah pada perdagangan Rabu (7/3) berakhir di zona hijau dengan kenaikan 0,02% atau 0,019 poin di posisi 89,637.

Dilansir Reuters, dolar sebelumnya tertekan kabar pengunduran diri Gary Cohn, penasihat ekonomi utama Gedung Putih pada Selasa (6/3). Cohn diketahui pro-perdagangan bebas dan menentang kebijakan proteksionisme yang diusung pemerintahan Trump.

Pengunduran diri Cohn telah menghembuskan kekhawatiran akan potensi perang dagang global jika Trump terus bersikeras dengan rencana pengenaan tarif impor baja dan aluminium.

Pasar finansial namun terlihat lebih tenang, dengan bursa Wall Street mengikis pelemahannya dalam semalam, setelah Gedung Putih memberi pernyataan yang mendorong kemungkinan pembebasan tarif impor.

Di tengah meningkatnya tekanan untuk membebaskan aliansi AS dari rencana pengenaan tarif impor tersebut, Trump diperkirakan akan menandatangani sebuah pengumuman yang menetapkan tarif baja dan aluminium pada hari ini waktu setempat.

“Pasar telah berhasil mencerna sentimen pengunduran diri Cohn. Namun begitu, ‘risiko Trump’ dengan perkembangan terkait padanya dan lingkarannya akan terus mempengaruhi pasar tahun ini,” kata Junichi Ishikawa, pakar strategi FX senior di IG Securities, seperti dikutip Reuters.

Turut mendukung pergerakan dolar AS adalah rilis data kepegawaian swasta domestik dan biaya tenaga kerja pada Rabu (7/3) yang memperkuat pandangan kekuatan ekonomi AS.

Tercatat, data ADP Nonfarm periode Februari mengalami pertumbuhan sebesar 235.000. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar sebanyak 195.000. Laporan ini memberi ekspektasi bahwa data resmi NFP yang akan dirilis esok hari akan tumbuh solid juga.

Di sisi lain, nilai tukar euro hari ini terpantau turun 0,08% ke US$1.2403 pada pukul 10.30 WIB, setelah berakhir naik 0,06% di posisi 1,2411 pada perdagangan Rabu (7/3).

Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dalam pertemuan kebijakannya yang akan berakhir hari ini, diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya untuk saat ini serta memberi petunjuk arah kebijakan lebih lanjut di masa mendatang.

“Dalam keadaan normal, keputusan ECB tidak akan menjadi hal berisiko karena bank sentral tersebut diperkirakan akan masih mempertahankan kebijakannya. Tapi langkah ECB akan diawasi dengan hati-hati setelah pergolakan politik di AS,” tambah Ishikawa.

Posisi indeks dolar AS                                       

8/3/2018

(Pk. 10.20 WIB)

89,631

(-0,01%)

7/3/2018

89,637

(+0,02%)

6/3/2018

89,618

(-0,51%)

5/3/2018

90,080

(+0,16%)

2/3/2018

89,935

(-0,43%)

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper