Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO ANAK BUMN: Keputusan The Fed dan Fluktuasi Nilai Tukar Bakal Pengaruhi Minat Investor

Minat investor terhadap rencana penawaran umum saham perdana anak badan usaha milik negara bakal dipengaruhi keputusan The Fed serta pergerakan nilai tukar rupiah.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Minat investor terhadap rencana penawaran umum saham perdana anak badan usaha milik negara bakal dipengaruhi keputusan The Fed serta pergerakan nilai tukar rupiah.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Capital menjelaskan bahwa pasar akan sangat terpengaruh dengan keputusan The Fed pada akhir Maret 2018. Sampai saat ini, sentimen tersebut berpengaruh besar terhadap keputusan investor.

“Kalau ternyata setelah suku bunga diputuskan Rupiah bergerak liar, akan jadi sentimen negatif bagi calon emiten BUMN. Akan tetapi, kalau Rupiah kuat, akan menjadi sentimen positif atau katalis IPO,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (8/3/2018).

Dari skenario tersebut, sambungnya, minat investor terhadap emiten BUMN tidak akan jauh berbeda dengan periode 2017. Tahun lalu, anak BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kebanyakan mendapat harga lebih rendah dan mengurangi porsi saham yang dilepas.

Dia menyebut kondisi itu berbanding terbalik dengan IPO BUMN periode 2015 dan 2016. “Sampai dengan semester I/2018 saya kira kondisinya masih sama seperti tahun lalu,” imbuhnya.

Di sisi lain, Alfred menilai saham PT Bank BRI Syariah masih paling menarik investor. Hal itu sejalan dengan kinerja saham induk calon emiten yang masih memiliki daya tarik besar.

Sementara itu, pihaknya menilai calon emiten, PT Wijaya Karya Realty, belum banyak menarik investor. Pasalnya, saham induk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., masih memiliki valuasi yang sangat murah.

Adapun, untuk PT Tugu Pratama Indonesia, dia menyebut minat investor terhadap saham perseroan asuransi belum terlalu besar. Kondisi tersebut sejalan dengan likuiditas emiten asuransi yang tidak terlalu baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper