Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah Jelang Testimoni Powell

Indeks Dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,12% atau 0,106 poin ke level 89,747 pad apukul 8.53.
Uang dolar AS./Antara
Uang dolar AS./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa (27/2/2018), dengan fokus pada serangkaian data ekonomi minggu ini dan testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, yang dapat menentukan apakah pemulihan mata uang AS masih memiliki banyak ruang.

Indeks Dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,12% atau 0,106 poin ke level 89,747 pad apukul 8.53.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka di level 89,748 setelah pada perdagangan kemarin ditutup melemah 0,03% atau 0,03 poin di posisi 89,853.

Fokus investor pada pekan ini adalah testimony Jerome Powell yang pertama kalinya di depan Kongres, di tengah kekhawatiran investor atas laju pengetatan moneter AS setelah bertahun-tahun mengalami stimulus.

Powell akan memberi kesaksian mengenai laporan tengah tahunan bank sentral mengenai kebijakan moneter dan ekonomi pada hari Selasa di depan Komite Layanan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Roy Teo, analis investasi LGT Bank di Singapura mengatakan Powell mungkin akan terdengar optimis terhadap prospek ekonomi, namun menekankan kesabaran dalam menilai apakah inflasi akan naik.

"Dolar tidak mungkin mendapat pengangkatan besar setelah testimony Powell," kata Teo, seperti dikutip Reuters.

Teo menambahkan, hal ini terutama mengingat adanya ekspektasi pasar terhadap patokan inflasi indeks harga konsumsi pribadi inti (core personal consumption expenditure/ PCE), yang dijadwalkan rilis pada Kamis.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PCE inti akan meningkat 1,5% di bulan Januari dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, tidak berubah dari bulan Desember dan masih jauh dari target inflasi the Fed sebesar 2%.

Jika ternyata angka tersebut sesuai, rintangan bagi the Fed untuk meningkatkan proyeksi kenaikan suku bunga tahun ini pada pertemuan kebijakannya pada bulan Maret, akan relatif tinggi, ungkap Teo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper