Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

World Gold Council Percaya Diri Tahun Ini Pasar Emas Mengilap

Kendati mengalami pelemahan hingga 7% pada tahun 2017, World Gold Council (WGC) optimistis pada tahun Anjing Tanah ini permintaan emas bisa lebih meningkat.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati mengalami pelemahan hingga 7% pada tahun 2017, World Gold Council (WGC) optimistis pada tahun Anjing Tanah ini permintaan emas bisa lebih meningkat.

John Reade, Chief Market Strategist World Gold Council (WGC) mengakui bahwa pelemahan permintaan emas di 2017 terjadi seiring dengan pasar bullish pada ekuitas AS yang mendorong berkurangnya minat terhadap emas sebagai aset safe haven.

Berdasarkan data WGC, sepanjang 2017 permintaan emas melemah menjadi 4.071,7 ton, turun 7% dari permintaan pada 2016 sebesar 4.308,7 ton. Kendati demikian, Reade menuturkan, sebuah akhir dari tren tersebut dapat menyalakan kembali permintaan emas. Pihaknya optimistis adanya pergerakan maju pada tahun ini, meskipun terjadi kenaikan suku bunga AS dan potensi bullish yang berlanjut di pasar ekuitas.

“Ke depan, ada beberapa alasan untuk percaya bahwa emas dapat mempertahankan lintasan ke atas,” kata Reade dikutip dari laporan WGC, Senin (26/2/2018).

Reade menuturkan, kebijakan moneter akan terus menjadi pendorong yang signifikan dari permintaan emas, mengingat The Federal Reserve diantisipasi oleh banyak pelaku pasar untuk menaikkan suku bunga tahun ini tiga atau mungkin empat kali dan mulai membiarkan neraca keuangan berkontraksi.

“Tentu saja, ini tidak semua tentang bank sentral AS. Sepanjang 2018, kita mungkin melihat perlambatan dalam tindakan kebijakan moneter luar biasa ECB, sementara bahkan Bank of Japan dapat memutar kembali pelonggaran kuantitatifnya,” lanjut Reade.

Di samping faktor kebijakan moneter, Reade melihat dua faktor lain yang berpotensi penting bagi emas. Pertama, kekuatan yang sedang berlangsung –atau sebaliknya– dari ekuitas AS yang sudah mahal. Sementara yang kedua ialah faktor lintasan dolar AS.

“Jika 2017 menandai berakhirnya periode multi tahun kekuatan dolar AS, emas bisa mendapatkan keuntungan dari tailwind tersebut, tidak seperti angin sakal [headwind] yang pernah dialami sejak 2001,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper