Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dampak Tax Amnesty terhadap Kinerja Pasar Modal dalam 2 Tahun Terakhir

Kebijakan pemerintah terkait dengan pengampunan pajak atau tax amnesty diklaim menjadi pendongkrak kinerja pasar saham dalam 2 tahun terakhir.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio (kedua kanan), Direktur Samsul Hidayat (kiri), Ketua DPR Bambang Soesatyo (kedua kiri) dan vokalis grup musik God Bless Ahmad Albar bernyanyi bersama saat  menutup transaksi perdagangan bulan Januari, di Jakarta, Rabu (31/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio (kedua kanan), Direktur Samsul Hidayat (kiri), Ketua DPR Bambang Soesatyo (kedua kiri) dan vokalis grup musik God Bless Ahmad Albar bernyanyi bersama saat menutup transaksi perdagangan bulan Januari, di Jakarta, Rabu (31/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah terkait dengan pengampunan pajak atau tax amnesty diklaim menjadi pendongkrak kinerja pasar saham dalam 2 tahun terakhir.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, pertumbuhan investor domestik dalam 2 tahun terakhir mencapai 200.000 sehingga total menjadi 600.000 investor. Kenaikan tersebut membuat kinerja bursa semakin baik.

"Daya serap pasar domestik kita cukup baik. Mungkin ini merupakan impact dari kegiatan tax amnesty yang dibuat oleh pemerintah waktu itu, di mana dana-dana tax amnesty dimanfaatkan atau dimasukkan ke sektor pasar modal," katanya melalui siaran pers yang diterima, Rabu (21/2/2018).

Menurutnya, kondisi ini membuat pasar modal Indonesia lebih stabil terhadap perubahan pasar global. Apalagi, pemerintah Amerika Serikat berencana meningkatkan suku bunga dan menaikkan pajak.

Dia meyakini, kinerja pasar modal bakal positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di atas pertumbuhan ekonomi global.

Agenda politik menurutnya tidak akan mampu mengganggu stabilitas pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Kondisi ini telah terbukti, di mana saat pelaksanaan Pemilihan Umum 2004, 2009, dam 2014 tidak terlalu berdampak negatif.

Dia menambahkan, terkait dengan faktor yang berkontribusi dalam pergerakkan bursa saham, terbagi dalam faktor makro dan mikro. "Faktor makro tentunya meliputi bagaimana report negara kita, terutama terkait dengan stabilitas nilai rupiah, tingkat inflasi, pengelolaan fiskal, dan faktor fundamental perusahaan," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan. Selama 2012-2017 tingkat IHSG tumbuh sebesar 7,1% per tahun. Sejalan dengan pertumbuhan IHSG, aktivitas transaksi pada 2012-2017 meningkat dari Rp4 triliun menjadi Rp7,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper