Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Janji Perketat Pasokan, Harga Minyak Ditutup Menguat

Harga minyak mentah menguat di atas US$62 per per barel pada perdagangan Senin (19/2/2018) setelah sejumlah produsen minyak terbesar di dunia mengisyaratkan kerja sama lebih lanjut untuk memperketat pasokan sampai akhir tahun.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat di atas US$62 per barel pada perdagangan Senin (19/2/2018) setelah sejumlah produsen minyak terbesar di dunia mengisyaratkan kerja sama lebih lanjut untuk memperketat pasokan sampai akhir tahun.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret menguat 1,4% atau 0,82 poin ke level US$62,50 per barel di New York Mercantile Exchange. Transaksi pada hari Senin akan dipesan pada hari Selasa untuk penyelesaian karena hari libur nasional di AS. Total volume yang diperdagangkan sekitar 65% di bawah rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman April menguat 0,75 poin atau 1,16% ke level US$65,73 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Harga minyak global ini diperdagangkan lebih mahal US$3,31 dibanding WTI pada bulan yang sama.

"Penyeimbangan pasar telah mendapatkan momentum besar karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak OPEC) dan mitranya berupaya memangkas produksi,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo pada hari Senin di Nigeria, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei mengatakan OPEC, Rusia dan produsen lainnya mencari cara untuk melembagakan kerja sama mereka di setelah tahun ini.

"Masih ada komitmen bagi OPEC untuk terus memperketat pasar. Komitmen OPEC, serta situasi pasokan dengan permintaan yang kuat, akan menjaga pasar tetap meningkat," ungkap Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc. di Chicago.

Minyak mentah menguat 4,2 minggu lalu setelah dua minggu berturut-turut mengalami penurunan. Persediaan minyak global ditetapkan untuk penurunan yang signifikan selama paruh kedua tahun ini, menurut Saad Rahim, kepala ekonom di bursa dagang Trafigura Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper