Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Stoxx Europe 600 Ditutup Melemah 0,63%

Bursa saham Eropa ditutup melemah setelah berfluktuasi pada perdagangan Senin (19/2/2018) karena kinerja saham Reckitt Benckiser menekan sektor konsumen, meskipun produsen baja menguat setelah Amerika Serikat mengeluarkan proposal untuk pembatasan impor yang besar.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah setelah berfluktuasi pada perdagangan Senin (19/2/2018) karena kinerja saham Reckitt Benckiser menekan sektor konsumen.

Di sisi lain, saham produsen baja menguat setelah Amerika Serikat mengeluarkan proposal untuk pembatasan impor yang besar.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,63% atau 2,38 poin ke level 378,24 setelah bergerak pada kisaran 377,80 – 381,48.

Saham Tenaris dan Outokumpu yang memiliki fasilitas di Amerika Serikat menjadi pendorong terbesar pada bursa saham Eropa dengan penguatan masing-masing 3% dan 4,5%.

Dilaporkan Reuters, penguatan saham keduanya serta kenaikan awal sektor finansial sempat membantu indeks Stoxx membukukan penguatan di awal perdagangan, namun indeks berbalik melemah setelah tertekan sektor barang konsumsi.

Saham Reckitt Benckiser mencatat laba di bawah ekspektasi serta penurunan margin, di tengah makin ketatnya pasar negara maju serta kenaikan harga komoditas. Saham produsen alat kontrasepsi Durex ini ditutup melemah 7,5%.

Di sisi lain, Departemen Perdagangan AS telah merekomendasikan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan pemangkasan impor baja dan aluminium dari China dan negara-negara lain dalam jumlah besar.

Analis Morgan Stanley mengatakan Komisi Eropa dapat merespons dengan langkah-langkah untuk membatasi impor baja ke Uni Eropa. Saham ArcelorMittal dan SSAB mendapatkan keuntungan terbesar dari kebijakan ini jika disahkan. Saham SSAB naik 2,8 persen.

Sementara itu, raksasa industri Jerman Siemens, naik 1% sebelum berbalik melemah 0,3% setelah mengumumkan rencana untuk melakukan pencatatan saham perdana pada divisi layanan kesehatannya di paruh pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper