Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tembus US$10.000, Bitcoin Diproyeksi Sentuh Level Tertinggi Pada Juli 2018

Untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua pekan terakhir, Bitcoin menembus level US$10.000 setelah para investor berbondong-bondong memborong uang virtual itu.
Ilustrasi bitcoin./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bitcoin./Reuters-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua pekan terakhir, Bitcoin menembus level US$10.000 setelah para investor berbondong-bondong memborong uang virtual itu.

Investor membeli Bitcoin setelah jatuh 70% dari posisi tertinggi pada pertengahan Desember 2017. Para analis pun memperkirakan harganya akan kembali mencapai titik tertinggi pada Juli 2018.

Berdasarkan data Bitstamp, Bitcoin naik ke posisi US$10.234 pada Kamis (15/2/201). Dengan demikian, uang virtual itu tumbuh 7% dari posisi sehari sebelumnya.

Pada Desember 2017, Bitcoin sempat menyentuh level US$20.000 setelah melonjak lebih dari 1.300%.

"Selama periode bullish, Bitcoin membutuhkan waktu 1,7 kali dari durasi penurunan untuk kembali membaik. Hal ini menjadi indikasi diperlukan 85 hari untuk kembali ke posisi tertinggi seperti sebelumnya, yakni pada Juli 2018," ujar managing partner Fundstrat Global Advisors Thomas Lee, seperti dilansir Reuters, Jumat (16/2/2018).

Dia meyakini tahun ini akan menjadi tahun yang kuat untuk cryptocurrency. Tetapi, uang virtual besar dan terbilang mapan seperti Bitcoin dan Ethereum diperkirakan masih mendominasi.

"Kenaikan Bitcoin terjadi bersamaan dengan reli di pasar saham global," ungkap chief market analyst Centtrip Miles Eakers.

Dia menilai jika Bitcoin bisa terus melaju menembus US$10.000, maka uang virtual itu akan masuk ke level US$12.000.

Pergerakan Bitcoin yang menunjukkan perbaikan membuat regulator finansial global kembali menyampaikan imbauan untuk berhati-hati. Anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Yves Mersch memperingatkan bahwa Bitcoin bukanlah sebuah mata uang tapi aset digital yang didasari spekulasi.

Dia menekankan uang virtual tidak memiliki penerbit yang bisa dipercaya sehingga bisa saja tiba-tiba anjlok menjadi tidak bernilai sama sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper