Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Melonjak Hampiri US$62 Per Barel

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mendekati level US$62 per barel untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), melewati ambang batas krusial.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mendekati level US$62 per barel untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), melewati ambang batas krusial.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari berakhir menguat US$1,26 di US$61,63 per barel di New York Mercantile Exchange, level penutupan tertinggi sejak Desember 2014.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret ditutup menguat US$1,27 di US$67,84 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Lonjakan harga minyak WTI menunjukkan persis apa yang pakar minyak sampaikan dalam survei Dallas Federal Reserve bulan lalu. Disebutkan bahwa untuk terjadinya lebih banyak eksplorasi minyak shale, maka harga harus di atas US$61.

Menurut survei tersebut, jika harga minyak mentah terus naik dan melampaui US$66, lebih banyak pemimpin perusahaan yang mengindikasikan siap untuk masuk ke industri tersebut.

Dalam survei terhadap lebih dari 100 eksekutif industri minyak di Texas, New Mexico, dan Louisiana, Dallas Fed menemukan 42% di antaranya akan memperluas pengeboran dengan harga minyak di kisaran US$61-US$65. Survei itu juga menemukan bahwa 31% akan meningkatkan investasi saat harga di atas US$66.

Pengebor minyak shale AS telah menghantui OPEC karena ekspansi aktivitas pengeboran yang mengancam membebani upaya OPEC dan sejumlah negara non-OPEC untuk mengurangi kelebihan suplai global.

Penguatan harga minyak pada perdagangan Rabu cenderung didorong ekspektasi bahwa laporan pemerintah AS yang dijadwalkan untuk rilis pada hari Kamis (4/1) akan mencatatkan penurunan jumlah stok minyak mentah terpanjang sejak musim panas.

“Pertarungan antara minyak shale AS dan OPEC akan secara bersamaan membatasi potensi kenaikan harga dan risiko penurunan,” kata Stephen Brennock, seorang analis di PVM Oil Associates Ltd di London, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/1/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper