Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ikut Pimpin Apresiasi Mayoritas Mata Uang di Asia

Nilai tukar rupiah berhasil melanjutkan apresiasinya hingga akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Rabu (3/1/2018), di tengah apresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil melanjutkan apresiasinya hingga akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Rabu (3/1/2018), di tengah apresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,29% atau 39 poin di Rp13.475 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan apresiasi 0,14% atau 19 poin di posisi 13.495, setelah pada perdagangan Selasa (2/1) berakhir menguat 0,30% atau 41 poin di posisi 13.514.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.471 – Rp13.508 per dolar AS.

Sementara itu, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat, dipimpin baht Thailand sebesar 0,37%. Rupiah dan dolar Taiwan yang terapresiasi 0,19% mengekor di belakangnya.

Di sisi lain, won Korea Selatan yang melemah 0,30% dan renminbi China yang terdepresiasi 0,09% pada pukul 17.10 WIB memimpin pelemahan beberapa mata uang Asia.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau bergerak di zona hijau dengan kenaikan 0,09% atau 0,087 poin ke 91,959 pada pukul 17.00 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,01% atau 0,007 poin di level 91,865, setelah pada perdagangan Selasa (2/1) berakhir melemah 0,40% atau 0,368 poin di posisi 91,872.

“Mata uang Asia masih dapat menguat karena pelemahan indeks dolar semalam. Tapi setelah penguatan berhari-hari, beberapa darinya melemah,” ujar Sook Mei Leong, kepala riset pasar global untuk Asia Tenggara di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sejumlah analis mengatakan, greenback kemungkinan akan tertinggal lebih jauh dari mata uang lainnya pada 2018 saat investor mengharapkan bank sentral utama lainnya melakukan pengurangan stimulus, sedangkan bank sentral AS The Federal Reserve telah memberi sinyal akan menaikkan tingkat suku bunga lebih lanjut.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper