Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Reli Minyak Topang Harga Karet Lanjut Menguat

Penguatan harga karet berlanjut pada perdagangan pagi ini, Rabu (27/12/2017), ditopang efek reli minyak mentah serta langkah sejumlah negara untuk mengerek harga.

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga karet berlanjut pada perdagangan pagi ini, Rabu (27/12/2017), ditopang efek reli minyak mentah serta langkah sejumlah negara untuk mengerek harga.

Harga karet untuk pengiriman Juni 2018, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), menguat 0,19% atau 0,40 poin di level 212,50 yen per kilogram (kg) pada pukul 10.20 WIB.

Sebelumnya harga karet kontrak Mei dibuka stagnan di level 212,10, setelah pada perdagangan Selasa (26/12) berakhir dengan penguatan 1,78% atau 3,70 poin.

Menurut Kazuhiko Saito, analis di perusahaan broker Fujitomi di Tokyo, berlanjutnya penguatan harga karet ditopang lonjakan harga minyak mentah pada perdagangan Selasa.

Pada perdagangan Selasa (26/12), harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari 2018 ditutup menguat 1,50 poin di level US$59,97 per barel, level tertinggi sejak Juni 2015.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman Februari berakhir melonjak 2,71% atau 1,77 poin di level U$67,02 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, level tertinggi sejak Mei 2015.

“Harga karet juga mendapatkan dukungan dari langkah sejumlah negara produsen untuk memangkas suplai,” tambah Saito, seperti dikutip dari Bloomberg.

Tiga negara produsen karet sepakat untuk kembali memangkas ekspor karet sebesar 350.000 ton sampai dengan Maret 2018.

Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC), sepakat kembali menerapkan Agreed Export Tonnage Scheme atau pembatasan ekspor karet pada Desember hingga Maret 2018 untuk mengerek harga komoditas tersebut.

Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan Deny Wachyudi Kurnia menjelaskan dalam pembatasan ekspor tersebut Indonesia mendapatkan jatah 95.190 ton. Sementara, Thailand 234.810 ton dan Malaysia 20.000 ton.

Dia mengungkapkan kesepakatan tersebut dihasilkan dalam pertemuan ITRC yang berlangsung di Bangkok, Thailand, Jumat (22/12). Pihaknya menyebut masih akan meminta dukungan Vietnam sebagai produsen besar karet lainnya yang baru saja bergabung ke dalam ITRC beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Ministry of Agriculture and Rural Development Vietnam hari ini melaporkan ekspor karet Vietnam pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 1,39 juta ton atau naik 11% y-o-y, sedangkan ekspor karet pada November mencapai 145.000 ton dari perkiraan sebelumnya sebesar 143.000 ton.

Turut menopang karet, nilai tukar yen terpantau terdepresiasi tipis 0,03% atau 0,03 poin ke posisi 113,26 per dolar AS pada pukul 10.26 WIB, setelah pada Selasa (26/12) berakhir menguat hanya 0,01% di posisi 113,23.

 

Pergerakan Harga Karet Kontrak Juni 2018 di TOCOM

Tanggal

Harga (Yen/Kg)

Perubahan

27/12/2017

212,50

+0,19%

26/12/2017

212,10

+1,78%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper