Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KALEIDOSKOP BURSA ASIA 2017: Komoditas dan Optimisme Global Ikut Dongkrak Indeks MSCI

Bursa saham Asia berhasil mencatatkan kenaikan yang jauh lebih besar sepanjang tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja komoditas dan optimisme perekonomian global menjadi faktor yang turut memacu lajunya tahun ini.
Bursa Asia/Ilustrasi
Bursa Asia/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia berhasil mencatatkan kenaikan yang jauh lebih besar sepanjang tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja komoditas dan optimisme perekonomian global menjadi faktor yang turut memacu lajunya tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific telah naik sekitar 27,53% sepanjang tahun ini hingga akhir perdagangan Selasa (26/12).

Padahal, indeks acuan kawasan Asia Pasifik tersebut hanya membukukan kenaikan sekitar 4,37% sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya.

KALEIDOSKOP BURSA ASIA 2017: Komoditas dan Optimisme Global Ikut Dongkrak Indeks MSCI

Pada perdagangan hari ini, Rabu (27/12/2017), indeks MSCI Asia Pacific dilaporkan naik 0,3% ke level 172,71 pada pukul 4.57 sore waktu Hong Kong (pukul 15.57 sore waktu WIB). Penguatan indeks hari ini didorong saham energi setelah minyak mentah diperdagangkan di kisaran level tertingginya sejak 2015.

Sementara itu, indeks saham energi bergerak menuju level penutupan tertinggi dalam tiga tahun menyusul ledakan pada jaringan pipa di Libya.

Harga minyak pun bergerak menuju penguatan tahunan keduanya seiring dengan langkah organisasi negara pengekspor minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries) dan sejumlah negara non OPEC memperpanjang upaya pembatasan suplai.

“Keyakinan pasar didorong pergerakan harga minyak,” kata Margaret Yang, pakar strategi pasar di CMC Markets Singapore Pte. Ltd., seperti dikutip dari Bloomberg.

Penguatan di Asia juga ditopang harga tembaga, yang secara luas dianggap sebagai barometer pertumbuhan global. Harga tembaga melonjak untuk sesi perdagangan kesembilan berturut-turut menuju level tertingginya dalam 3,5 tahun didorong ekspektasi permintaan kuat dari China.

Data pemerintah China yang dirilis pada hari Selasa (26/12) menunjukkan bahwa impor tembaga olahan negeri panda melonjak 19% pada bulan November dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Saya melihat bahwa reli pada tembaga mendukung ekspektasi bahwa 2018 akan menjadi tahun yang kuat untuk pertumbuhan global yang sinkron. Kami melihat adanya spekulasi kecil untuk pertumbuhan harga lebih lanjut di Tahun Baru,” kata Greg McKenna, kepala pakar strategi di AxiTrader, seperti dikutip dari Reuters.

Di sisi lain, tingkat kepercayaan berbisnis perusahaan di Asia meningkat pada Oktober-Desember 2017, sekaligus menjadi capaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Dalam survei yang dilakukan oleh Thomson Reuters/INSEAD, kenaikan kepercayaan berbisnis tersebut terjadi karena adanya peningkatan dalam hal konsumsi domestik. Sokongan lain datang dari semakin menguatnya perdagangan global di Asia.

Indeks Sentimen Bisnis Thomson Reuters/INSEAD, yang mewakili prospek dalam enam bulan ke depan di 94 perusahaan, naik menjadi 78 pada kuartal IV/2017. Capaian itu naik pesat dari kuartal sebelumnya yang berada di level 69 dan menjadi posisi tertinggi sejak Januari-Maret 2011. Angka di atas 50 mengindikasikan adanya prospek positif.

“Indeks tersebut menunjukkan bahwa pemulihan bertahap perekonomian global telah mengangkat kepercayaan berbisnis di Asia. Selain itu, Asia dapat dikatakan sebagai cerminan dari apa yang sedang terjadi di dunia saat ini,” tutur Antonio Fatas, profesor ekonomi Singapura dari INSEAD, seperti dilansir Bisnis.com (20/12).

Performa sejumlah indeks saham global di kawasan Asia tak luput mendorong kinerja indeks MSCI Asia Pasifik sepanjang tahun ini. Indeks Hang Seng di Hong Kong menjadi salah satu yang membukukan penguatan terbesar sepanjang tahun ini, sekaligus mendorong kinerja bursa Asia. Berikut rangkumannya:

Nikkei 225 & Topix Jepang

Sepanjang tahun 2017 hingga akhir perdagangan hari ini (27/12), indeks Nikkei 225 membukukan kenaikan sekitar 16,93%. Indeks Nikkei bahkan berhasil menembus level 22.000 pada perdagangan 27 Oktober, untuk pertama kalinya sejak 1996.

Sementara itu, indeks Topix membukukan kenaikan sekitar 17,71% sepanjang tahun 2017 hingga akhir perdagangan hari ini. Sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya, indeks Topix hanya mencatatkan kenaikan sebesar 1,76%, sedangkan indeks Nikkei membukukan kenaikan 5,16%.

Baik indeks Nikkei 225 dan Topix mencatatkan level tertingginya tahun ini pada akhir perdagangan 25 Desember. Penguatan keduanya ditopang data belanja konsumen AS yang naik lebih besar dari perkiraan pada bulan November.

Pada saat yang sama, Presiden AS Donald Trump menandatangani RUU reformasi pajak yang diusung Partai Republik, yang memangkas pajak untuk perusahaan di AS serta individu. Pemangkasan pajak korporasi di AS diharapkan akan membawa hasil laba perusahaan yang lebih baik dan memberi dampak positif terhadap ekonomi.

Kospi Korea Selatan

Sepanjang tahun 2017 hingga akhir perdagangan hari ini (27/12), indeks Kospi membukukan kenaikan sekitar 20,26%. Adapun sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya, indeks Kospi hanya mencatatkan kenaikan sebesar 6,43%.

Shanghai Composite & CSI 300 China

Sepanjang tahun 2017 hingga akhir perdagangan hari ini (27/12), indeks Shanghai Composite membukukan kenaikan sekitar 4,46%. Sementara itu, indeks CSI 300 unggul jauhnya di atasnya dengan kenaikan sekitar 19,42%.

Raihan sepanjang tahun ini berbanding terbalik dengan pencapaian pada tahun sebelumnya. Sepanjang periode yang sama tahun 2016, indeks Shanghai Composite justru mencatatkan penurunan sebesar 5,51%, sedangkan indeks CSI 300 mengalami penurunan 4,40%.

Hang Seng Hong Kong

Sepanjang tahun 2017 hingga akhir perdagangan hari ini (27/12), indeks Hang Seng mampu membukukan kenaikan sekitar 33,62% atau melampaui kenaikan indeks tersebut di atas. Adapun sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya, indeks Hang Seng hanya mencatatkan kenaikan sebesar 1,16%.

Indeks Hang Seng bahkan berhasil menembus level 30.000 pada perdagangan 22 November, untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Penguatan indeks saham acuan Hong Kong ini pun membantu memacu reli regional yang lebih luas di Asia, dengan indeks MSCI Asia Pacific Index menembus level tertingginya sejak 2007.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper