Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Antar IHSG Catat Level Tertinggi Sepanjang Masa

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang rebound hingga akhir perdagangan hari ini, Kamis (21/12/2017), sekaligus mencetak rekor terbaru, pasca penaikan oleh Fitch Ratings.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan IHSG, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/12)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan IHSG, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/12)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang rebound hingga akhir perdagangan hari ini, Kamis (21/12/2017), sekaligus mencetak rekor terbaru pasca penaikan peringkat oleh Fitch Ratings.

IHSG ditutup menguat 1,21% atau 73,91 poin di level 6.183,39, level tertinggi sepanjang masa, setelah dibuka naik 0,33% atau 20,05 poin di level 6.129,53. Pada perdagangan Rabu (20/12/2017), IHSG ditutup melemah hampir 1% sekaligus mematahkan reli enam hari berturut-turut sebelumnya.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak konsisten menguat di kisaran 6.126,79 – 6.183,39. Dari 569 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 192 saham menguat, 146 saham melemah, dan 231 saham stagnan.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau, dipimpin sektor konsumer dan perdagangan yang masing-masing menguat 1,99% dan 1,28%. Adapun sektor pertanian menjadi satu-satunya yang berakhir di zona merah dengan pelemahan tipis 0,08%.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berakhir menguat 1,75% atau 9,64 poin di level 560,15, setelah dibuka dengan kenaikan 0,55% di posisi 553,55.

Seperti diketahui, Fitch Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dan lokal dari BBB- menjadi BBB, dengan outlook stabil. Dalam pernyataannya hari ini yang dilansir dari Bloomberg, lembaga pemeringkat internasional tersebut menyebutkan ketahanan Indonesia terhadap guncangan eksternal menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan peringkat. Hal ini didukung kebijakan makroekonomi yang secara konsisten diarahkan untuk menjaga stabilitas.

Faktor pendorong lain datang dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dinilai tetap kuat di antara negara-negara lainnya. Fitch memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2018 dan 5,5% pada tahun 2019. Sementara itu, pertumbuhan pada 2017 diproyeksi mencapai 5,1%.

Sejalan dengan IHSG, mayoritas indeks saham lainnya di Asia Tenggara menguat dengan indeks SE Thailand (+0,01%) pada pukul 16.04 WIB, indeks PSEi Filipina (+0,19%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,26%). Adapun indeks FTSE Straits Time Singapura turun 0,36%.

Di kawasan Asia lainnya, indeks Topix Jepang berakhir naik 0,08% dan Nikkei 225 turun 0,11%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup merosot 1,72%.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing berakhir menguat 0,38% dan 0,93%. Indeks Hang Seng Hong Kong juga naik 0,45%.

Secara keseluruhan, bursa Asia melemah dipimpin saham teknologi dan bahan konsumen, setelah RUU Pajak yang diusung Partai Republik AS difinalisasi sebelum disampaikan kepada Presiden Donald Trump untuk ditandatangani pada 3 Januari 2018. Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,2% ke level 171,29 pada pukul 4.24 sore waktu Hong Kong.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

HMSP

+3,37

TLKM

+2,16

BMRI

+2,35

BBNI

+3,41

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

BCAP

-23,08

BSIM

-13,64

KLBF

-1,79

PGAS

-2,28

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper