Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPIM Harapkan Kontribusi NAB Premier ETF LQ-45 mencapai Rp1,2 Triliun pada 2018

Indo Premier Investment Management (IPIM) menargetkan dana kelolaan Premier ETF LQ-45 pada 2018 mencapai Rp1,23 triliun atau 13% dari total proyeksi nilai aktiva bersih sejumlah Rp9,5 triliun.
Investor mendapat penjelasan produk reksa dana yang digelar dalam pesta reksa dana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/01/2016). /Bisnis.com
Investor mendapat penjelasan produk reksa dana yang digelar dalam pesta reksa dana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/01/2016). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Indo Premier Investment Management (IPIM) menargetkan dana kelolaan Premier ETF LQ-45 pada 2018 mencapai Rp1,23 triliun atau 13% dari total proyeksi nilai aktiva bersih sejumlah Rp9,5 triliun. 

Presiden Direktur Indo Premier Investment Management (IPIM) Diah Sofiyanti menuturkan, Premier ETF LQ-45 merupakan produk ETF pertama yang diluncurkan di Indonesia pada 18 Desember 2007.

Sesuai namanya, produk tersebut memiliki komposisi 80%-100% pada saham-saham komponen Indeks LQ45 dan 0-20% instrument pasar uang dan kas.

Adapun pada penghujung November 2017, alokasi aset saham terhadap produk tersebut sebesar 99,68%. Selebihnya ialah portofolio kas sejumlah 0,32%.

Sebagai ETF pasif yang bertujuan memberikan hasil investasi sesuai dengan kinerja indeks acuannya, produk dengan kode perdagangan R-LQ45 ini memiliki kinerja yang kinclong. Hal ini tentunya tak lepas dari periode bullish Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Indeks LQ45 mewakili 60%-65% kapitalisasi pasar yang membentuk pertumbuhan IHSG. Jadi performa R-LQ45 sejalan dengan peningkatan tersebut,” tuturnya kepada Bisnis.com, dikutip Jumat (15/12/2017).

Sektor saham yang utama yang menjadi alokasi aset ialah keuangan sebesar 33,93%, consumer goods sebesar 29,25%, dan infrastruktur 12,71%. Adapun 5 efek terbesar yang masuk dalam portofolio ialah BBCA, HMSP, BBRI, dan UNVR.

Dalam 11 bulan pertama 2017, Premier ETF LQ-45 mencatatkan return 13,15%. Imbal hasil itu sedikit lebih tinggi dari Indeks LQ45 sebesar 12,16%. Artinya, produk tersebut memiliki tracking error 0,03%.

Adapun sejak peluncuran awal, Premier ETF LQ45 membukukan kenaikan 78,31%. Dalam waktu yang sama, Indeks LQ45 tumbuh 72,05%. Pada periode tersebut tingkat tracking error mencapai 0,14%.

Pada tahun depan, wanita yang akrab disapa Ofie ini menyebutkan, R-LQ45 berpotensi meningkat 15%, sesuai dengan proyeksi pertumbuhan Indeks LQ45 dan IHSG.

Peningkatan indeks ditopang perbaikan sejumlah makro ekonomi Indonesia pada 2018, seperti PDB yang mencapai 5,3% dari sebelumnya 5,1%, stabilnya tingkat inflasi, suku bunga, dan data-data ekonomi lainnya.

“Kinerja R-LQ45 sejalan dengan pertumbuhan Indeks LQ45 dan juga IHSG. Dengan asumsi dukungan data ekonomi yang membaik pada 20-18, diperkirakan ketiganya bisa memberikan return sekitar 15%,” paparnya.

Ofie menyampaikan, ETF menggabungkan manfaat investasi dalam reksa dana dengan fleksibilitas transaksi pada saham. Artinya, nasabah dapat bertransaksi setiap detik dengan risiko yang lebih tereduksi.

Dana kelolaan Premier ETF LQ-45 per November 2017 mencapai kisaran Rp1 triliun, dari total nilai aktiva bersih (NAB) perusahaan sebesar Rp7,5 triliun. Pada 2018, jumlah NAB ditargetkan mencapai Rp9,5 triliun, dan kontribusi Premier ETF LQ-45 berada di kisaran 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper