Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan Desember 2017 Turun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mencatat Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Desember 2017 mengalami penurunan menjadi US$94,04 per ton dari US$94,84 per ton pada bulan sebelumnya, atau turun sekitar 0,8%.
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mencatat Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Desember 2017 mengalami penurunan menjadi US$94,04  per ton dari US$94,84  per ton pada bulan sebelumnya, atau turun sekitar 0,8%.

HBA tersebut merupakan harga untuk penjualan langsung (spot) periode 1 Desember hingga 31 Desember 2017 pada titik serah penjualan secara Freight on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel), berdasarkan data yang dipantau Antara di Jakarta di laman resmi Kementerian ESDM, Rabu.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan bahwa penentuan HBA ditetapkan dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 4120 K/32/MEM/2017 pada tanggal 8 Desember 2017.

Lebih lanjut, Agung mengutarakan, dalam Kepmen tersebut disebutkan nilai HBA diperoleh rata-rata empat indeks harga batubara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Penentuan ini disetarakan pada nilai kalori batubara 6.322 kcal per kilogram Gross As Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8%, kandungan sulfur 0,8% as received (ar), dan kandungan ash 15% ar.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year) sebesar US$101,69  per ton pada HBA Desember 2016, maka tren HBA Desember 2017 turun sebesar US$7,65  per ton atau setara 8%.

Penurunan ini dikarenakan pada minggu kedua dan ketiga bulan November harga sempat turun hingga menyentuh angka US$89 - US$90  per ton, salah satunya dipengaruhi penurunan permintaan China karena adanya pembatasan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper