Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Negatif Berlalu, WTI Rebound

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari menguat 1,3% atau 0,73 poin ke level US$56,69 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 25% di bawah rata-rata 100 hari perdagangan terakhir.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah rebound pada akhir perdagangan Kamis (7/12/2017) setelah berlalunya sentimen negatif yang menekan harga.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari menguat 1,3% atau 0,73 poin ke level US$56,69 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 25% di bawah rata-rata 100 hari perdagangan terakhir.

Sementara itu, patokan global Brent untuk pengiriman Februari menguat 0,98 poin ke level US$62,20 pada bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

"Dengan tidak adanya berita negatif, bias bagi spekulan adalah mencoba dan terus membangun posisi panjang mereka," ungkap Rob Haworth dari US Bank Wealth Management, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak berada di jalur untuk penguatan tahunan yang kedua kalinya setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain termasuk Rusia setuju untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan pasokan hingga akhir tahun depan.

Sementara itu, Arab Saudi akan tetap "proaktif" mengenai pengelolaan pasokan minyak mentah global jika minyak mentah Brent turun di bawah US$60 per barel, kata Amrita Sen, kepala analis pasar minyak Energy Aspects.

Harga minyak rebound setelah pada sesi sebelumnya tertekan oleh data Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan persediaan bensin AS meningkat sebesar 6,78 juta barel pekan lalu, kenaikan terbesar sejak Januari.

Sementara itu, produksi minyak meningkat menjadi 9,71 juta barel per hari, level tertinggi dalam data mingguan yang disusun oleh EIA sejak 1983.

"Risiko pertumbuhan produksi shale lebih lanjut dan pertumbuhan produksi dalam negeri, yang kami lihat pada hari Rabu, adalah faktor negatif yang lebih besar yang akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang," kata Haworth.

"Tapi untuk saat ini, pasar benar-benar menunggu untuk melihat data dan sebaliknya tenor bullish masih bertahan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper