Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROFINDO SEKURITAS INDONESIA: IHSG Masih Kokoh

Profinso Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks masih akan bergerak menguat dalam transaksi dagang hari ini.
Tamu undangan mengamati pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. / Antara- Puspa Perwitasari
Tamu undangan mengamati pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. / Antara- Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Profinso Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks masih akan bergerak menguat dalam transaksi dagang hari ini.

Analis Dimas Pratama mengatakan IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin yang terdorong oleh penguatan enam sektor terutama sektor aneka industry, finance, dan industry dasar.

Asing membukukan net sell sebesar Rp 451 miliar di seluruh pasar. Indeks ditutup di atas middle bollingerband dengan indikator stochastic golden cross serta RSI dan MFI bergerak positif. "Kami perkirakan indeks masih akan bergerak menguat," tulisnya dalam riset.

Saham yang dapat diperhatikan BBNI (buy), LPPF (buy), BJTM (buy), GJTL (buy) dan PNIN (buy).

Bursa Amerika ditutup beragam di tengah melemah sektor financial terutama perbankan karena menunggu progres reformasi pajak secara detail. Pelemahan ini menutup kenaikan pada sektor teknologi yang mengalami teknikal rebound. Dari sisi ekonomi AS mencatat ADP non farm payroll meningkat 190k tenaga kerja di bulan November di atas estimasi 185k. Indeks Dow Jones -0.16%, S&P 500 -0.01% dan Nasdaq +0.21%

Bursa Eropa ditutup sebagian besar melemah tertekan penjualan pada sektor teknologi. Namun indeks FTSE menguat terdampak dari pelemahan nilai tukar Poumdsterling akibat pembahasan Brexit yang alot. Indeks FTSE 100 +0.28%, DAX -0.38%, CAC 40 -0.02% dan Stoxx 600 -0.11%.

Harga minyak mentah dunia ditutup melemah akibat kekhawatiran penurunan permintaan setelah EIA mencatatkan persediaan bensin meningkat hingga 6.8 juta barel jauh diatas ekspektasi yang akan meningkat 1.7 juta barel, Meskipun pasokan minyak tercatat turun 5.6 juta barel dibandingkan estimasi 3.4 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper