Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Cetak Rekor Baru di Antara Powell, Rencana Pajak, dan Data Ekonomi

Tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street membukukan rekor terbarunya bersama penguatan dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Aktivitas masyarakat terlihat di salah satu sudut pusat keuangan dunia, Wall Street di New York, Amerika Serikat/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji
Aktivitas masyarakat terlihat di salah satu sudut pusat keuangan dunia, Wall Street di New York, Amerika Serikat/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street membukukan rekor terbarunya bersama penguatan dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).

Rekor Wall Street dan penguatan dolar terdongkrak sentimen seputar kemajuan rencana reformasi pajak, kuatnya data ekonomi, serta pernyataan bakal Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menanjak 1,09% atau 255,93 poin di level 23.836,71. Adapun indeks S&P 500 menguat 0,98% atau 25,62 poin di 2.627,04 dan indeks Nasdaq Composite ditutup naik 0,49% atau 33,84 poin di level 6.912,36.

Dilansir Reuters, bursa saham AS mengalami sore yang bergejolak setelah berita peluncuran rudal Korea Utara mengikis penguatan S&P 500. Namun indeks kembali menguat saat investor fokus pada kemajuan rencana pemangkasan pajak AS. Ketiga indeks utama tersebut bahkan mencatat rekor level penutupan tertinggi sepanjang masa.

Komite anggaran Senat AS memilih meneruskan rancangan undang undang pajak yang diusung Partai Republik untuk proses pengambilan suara di Senat.

“Orang-orang mencoba merespon apa yang mereka pikirkan sekarang cenderung menjadi reformasi pajak bagi sisi perusahaan,” kata Rick Meckler, presiden LibertyView Capital Management di Jersey City, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/11/2017).

Dorongan terbesar untuk S&P datang dari saham finansial setelah bakal Gubernur The Fed Jerome Powell, dalam sesi dengar pendapat senatnya, membahas peraturan yang berpotensi meringankan.

Powell juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk mempertahankan pemulihan ekonomi AS adalah melanjutkan penaikan suku bunga secara bertahap.

Sementara itu, dolar menguat setelah sebuah data menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen AS melonjak ke level tertinggi 17 tahun pada bulan November, didorong pasar tenaga kerja yang kuat.

Di samping itu, harga rumah naik tajam pada bulan September, sehingga dapat mendukung belanja konsumen serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Imbal hasil obligasi AS pun bergerak naik seiring dengan membaiknya minat terhadap aset berisiko menyusul data kepercayaan konsumen serta keputusan panel Senat untuk memajukan rancangan undang undang pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper