Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Aksi Lanjutan Korut Bebani Bursa Jepang, Indeks MSCI Turun

Indeks Topix Jepang turun 0,3% dan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4% pada pukul 9.30 pagi waktu Tokyo (pukul 7.30 WIB).
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (28/11/2017), sedangkan kinerja dolar AS tertekan di tengah ketidakpastian seputar rancangan undang-undang pajak di Amerika Serikat.

Indeks Topix Jepang turun 0,3% dan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4% pada pukul 9.30 pagi waktu Tokyo (pukul 7.30 WIB).

Indeks S&P/ASX Australia dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing naik 0,2%. Kontrak berjangka pada indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,1%. Adapun indikator indeks S&P 500 dikabarkan bergerak lebih stabil setelah berakhir turun tipis pada perdagangan Senin (27/11).

Dilansir Bloomberg, bursa Jepang pagi ini terbebani berlanjutnya penguatan yen menyusul kabar tentang ambisi terkini Korea Utara untuk meluncurkan rudalnya kembali. Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1%

Kantor berita Kyodo News mengabarkan Jepang mendeteksi sinyal radio yang menunjukkan bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk peluncuran rudalnya.

Di sisi lain, harga minyak bergerak lebih stabil setelah merosot dari level tertingginya dalam dua tahun di tengah keraguan pedagang seputar strategi OPEC untuk memperpanjang upaya pemangkasan pasokan.

Di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump dijadwalkan menyampaikan pernyataannya kepada kubu Republik di Senat pada hari ini waktu setempat menjelang proses pemungutan suara mengenai perombakan pajak yang akan dilakukan paling cepat Kamis pekan ini.

Selain itu, Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen direncanakan akan memberikan testimoni di depan Joint Economic Committee kongres di Washington.

Investor juga akan memantau sesi dengar di Komite Senat Perbankan AS untuk mengonfirmasikan pencalonan Jerome Powell menggantikan Janet Yellen sebagai pimpinan The Federal Reserve mulai tahun depan.

Dalam teks pernyataan yang akan disampaikannya pada hari ini di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell mengatakan bahwa dia memperkirakan bank sentral AS tersebut akan terus menaikkan suku bunga acuannya dan memangkas neraca di bawah kepemimpinannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper