Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekawan Intipratama (SIAP) Optimistis Tambang Indowahana Bara Berproduksi Februari

PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) optimistis produksi tambang Indowahana Bara Minning Coal bisa dimulai pada Februari 2018 dengan tingkat produksi awal di level 50.000 ton.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) optimistis produksi tambang Indowahana Bara Minning Coal bisa dimulai pada Februari 2018 dengan tingkat produksi awal di level 50.000 ton.

Dalam paparan publik yang diselenggarakan pekan lalu, perseroan mengungkapkan bahwa saat ini order peralatan untuk tambang baru bisa dipenuhi dalam waktu lebih dari satu tahun.

“Perusahaan sudah memilih peralatan sejak bulan Desember tahun lalu untuk memenuhi target initial produksi 50.000 ton pada Februari 2018 dan perusahaan yakin target ni bisa dicapai,” tulis Divisi Kesekretariatan Perusahaan PT Sekawan Intipratama Tbk. Kusminarsih Suhadi, Senin (27/11/2017).

Perseroan mengungkapkan persoalan hujan bisa dikelola dengan sistem drainase yang baik. Selain itu, panjang hauling road hanya 7 kilometer dari jetty juga merupakan kelebihan bagi operasi.

Menurutnya, batu bara dari tambang Indowahana Bara Minning Coal (IWBMC) termasuk dalam kategori batu bara dengan nilai kalori rendah sehingga harus dijaga tingkat kelembapan atau moisture agar harga bisa menjadi lebih tinggi lagi.

Pada Juli, perseroan menargetkan akan memproduksi batu bara dengan kalori rendah pada paruh kedua tahun ini, yakni pada Oktober 2017 dengan kapasitas produksi 50.000 ton sampai akhir tahun.

Perseroan kala itu tengah menyeleksi kontraktor untuk kegiatan produksi yang prosesnya diperkirakan tuntas pada Agustus. Anak usaha perseroan, akan menandatangani kontrak dengan kontraktor tersebut.

Direktur Utama SIAP M. Salahuddin Noor mengatakan anak usaha perseroan yakni PT Indowahana Bara Minning Coal (IWBMC) akan menjalankan kegiatan produksi batubara di Melak, Kalimantan Timur.

"Agreement kami harapkan pertengahan Agustus dan bisa mobilisasi alat ke lapangan. Langsung melakukan produksi 50.000 ton sampai akhir tahun dan meningkat di 2018 menjadi 100.000 ton," katanya saat paparan publik, Senin (24/7/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper