Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Hari Tertekan, Harga Batu Bara Rebound Lebih dari 1%

Harga batu bara berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Kamis (23/11/2017), setelah dua hari tertekan.
Pekerja berjalan di dekat timbunan batu bara, di Berau, Kaltim./REUTERS-Yusuf Ahmad
Pekerja berjalan di dekat timbunan batu bara, di Berau, Kaltim./REUTERS-Yusuf Ahmad

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Kamis (23/11/2017), setelah dua hari tertekan.

Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 1,19% atau 1,05 poin di US$89,25/metrik ton.

Rebound batu bara pada perdagangan Kamis mengakhiri pelemahan selama dua hari berturut-turut sebelumnya.

Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) melanjutkan reli penguatan di atas level US$58 per barel pada perdagangan Kamis (23/11).

Gangguan pasokan pada jaringan pipa minyak Keystone menambah optimisme bahwa pasokan AS berkurang dan OPEC akan memperpanjang kesepakatannya.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari naik 54 sen atau 0,9% ke level US$58,56 per barel pada pukul 12.59 waktu New York, saat perdagangan dihentikan, menyusul libur Thanksgiving di AS.

Seluruh transaksi akan dibukukan pada hari Jumat. Total volume yang diperdagangkan sekitar 69% di bawah rata-rata perdagangan 100 hari terakhir. Adapun minyak mentah Brent berakhir naik 23 sen di level US$63,55 per barel.

Seperti dilansir Bloomberg, TransCanada Corp. dikabarkan telah mengurangi 85% pengiriman dari Keystone karena tumpahan minyak minggu lalu di South Dakota.

Michael Loewen, analis komoditas Scotiabank mengatakan penutupan tersebut berarti bahwa pasokan minyak sebanyak 550.000 hingga 600.000 barel per hari ke pusat distribusi Cushing, Oklahoma, akan terhenti.

"WTI mendapat sedikit tawaran dari penutupan Keystone tersebut," kata Loewen, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (24/11/2017).

Minyak ditutup di atas US$58 per barel di New York untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2015 pada hari Rabu di tengah tanda-tanda bahwa OPEC dan negara rekannya diperkirakan sepakat memperpanjang kesepakatan pada pertemuan 30 November mendatang.

OPEC diperkirakan menyetujui memperpanjang pemotongan output hingga sembilan bulan sampai akhir tahun depan, menurut survei analis dan pedagang Bloomberg.

"Sebagian besar investor mengharapkan OPEC memperpanjang pemotongan sampai akhir 2018," tambah Loewen. Begitu potongan tersebut diratifikasi, harga akan meningkat US$2 sampai US$3 per barel dengan WTI menguji ambang batas US$60, katanya.

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

23 November

89,25

(+1,19%)

22 November

88,20

(-0,95%)

21 November

89,05

(-0,06%)

20 November

89,10

(+1,77%)

17 November

87,55

(-0,62%)

 

 

  

Sumber: Bloomberg

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper