Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Masih Terbebani Kekhawatiran Rendahnya Inflasi AS

Indeks dolar AS bergerak tipis di zona merah pada perdagangan pagi ini, Jumat (24/11/2017), menuju pelemahan mingguannya, akibat terbebani sikap hati-hati The Fed terhadap inflasi AS yang rendah.
Uang dolar AS./JIBI-Abdullah Azzam
Uang dolar AS./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS bergerak tipis di zona merah pada perdagangan pagi ini, Jumat (24/11/2017), menuju pelemahan mingguannya, akibat terbebani sikap hati-hati The Fed terhadap prediksi inflasi AS yang rendah.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama melemah 0,08% atau 0,077 poin ke 93,143 pada pukul 10.35 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,02% atau 0,018 poin di level 93,202, setelah pada Kamis (23/11) ditutup stagnan di posisi 93,220.

Adapun nilai tukar yen terpantau terdepresiasi 0,16% atau 0,18 poin ke posisi 111,39 per dolar AS pada pukul 10.45 WIB. Meski melemah, yen bersiap menuju penguatan mingguannya terhadap dolar AS.

“Pengelola investasi global yang menutup buku mereka bulan ini telah mengambil keuntungan dari pembelian dolar mereka,” kata Mitsuo Imaizumi, kepala strategi valuta asing di Daiwa Securities, seperti dikutip dari Reuters.

“Hal ini membuat dolar berada di bawah tekanan, dan dikombinasikan dengan likuiditas tipis pasca liburan [Thanksgiving pada Kamis], akan sulit baginya untuk menguat pada sesi ini,” lanjutnya.

Pergerakan dolar AS terdampak rilis risalah rapat kebijakan The Fed 31 Oktober-1 November pada Rabu (22/11) waktu setempat yang menunjukkan kekhawatiran sejumlah pembuat kebijakan mengenai inflasi yang rendah.

Terdapat kekhawatiran di antara para pembuat kebijakan seputar prospek inflasi, dengan menyoroti data ekonomi dalam menentukan periode kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan The Fed juga memperkirakan bahwa suku bunga AS harus dinaikkan dalam waktu dekat, sehingga memperkuat ekspektasi pasar bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pada Desember.

“Saya rasa terlihat cukup meyakinkan, menjelang pergantian tahun menuju 2018, The Fed akan fokus pada inflasi [yang rendah] dibandingkan dengan pertumbuhan,” ujar Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia Pasifik untuk Oanda, seperti dikutip dari Reuters.

Risalah pertemuan tersebut menunjukkan bahwa walaupun pejabat Fed tetap percaya diri pada pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang di atas tren, beberapa lainnya mencari tanda kuat bahwa kenaikan harga akan meningkat.

Beberapa pembuat kebijakan bahkan ingin melihat inflasi ang meningkat sebelum menaikkan suku bunga lagi, yang menggarisbawahi perpecahan pendapat yang terus-menerus terjadi dalam The Fed.

 

Posisi indeks dolar AS                                       

24/11/2017

(Pk. 10.35 WIB)

93,143

(-0,08%)

23/11/2017

93,220

(0%)

22/11/2017

93,220

(-0,78%)

21/11/2017

93,952

(-0,14%)

20/11/2017

94,080

(+0,45%)

 

Sumber: Bloomberg

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper