Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Cemaskan Gejolak Obligasi, Bursa China Anjlok

Indeks Shanghai Composite ditutup merosot 2,29% atau 78,55 poin ke level 3.351,92, sedangkan indeks blue-chip CSI 300 ditutup merosot 2,96% atau 125,17 poin ke level 4.102,40.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China ditutup melemah pada perdagangan Kamis (23/11/2017), dengan indeks blue-chip merosot paling dalam sejak Juni 2016, menyusul kecemasan investor terhadap obligasi.

Indeks Shanghai Composite ditutup merosot 2,29% atau 78,55 poin ke level 3.351,92, sedangkan indeks blue-chip CSI 300 ditutup merosot 2,96% atau 125,17 poin ke level 4.102,40.

Saham Industrial & Commercial Bank of China Ltd, Ping An Insurance (Group) Co dan Kweichow Moutai Co termasuk di antara penekan terbesar pada indeks Shanghai Composite.

Dilansir Bloomberg, imbal hasil pada surat utang negara dan obligasi korporasi mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir seiring berlangsungnya kampanye deleveraging. Dengan lebih dari US$1 triliun obligasi jatuh tempo pada 2018 hingga 2019, perusahaan di China akan semakin  sulit untuk mendapatkan pembiayaan.

Kritik dari pemerintah bahwa Moutai, yang merupakan salah satu saham paling populer di kalangan investor, telah meningkat terlalu cepat tahun ini menambah kegelisahan investor.

"Meningkatnya imbal hasil obligasi akan negatif bagi laba perusahaan, karena akan meningkatkan biaya permodalan. Itu berita buruk bagi pasar saham," kata Castor Pang, kepala penelitian Core-Pacific Yamaichi HK, seperti dikutip Bloomberg.

Imbal hasil SUN bertenor 10 tahun naik di atas 4% pada hari Rabu (22/11), sementara imbal hasil SUN bertenor lima tahun naik sekitar 33 basis poin bulan ini ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir sebesar 5,3%, menurut data yang dikumpulkan oleh ChinaBond.

Saham Moutai merosot 2,6% di hari kelima berturut-turut. Produsen minuman keras, yang memiliki bobot kedua terbesar di indeks CSI 300, telah kehilangan valuasi senilai US$16 miliar sejak Xinhua News Agency mengatakan pekan lalu saham tersebut meningkat terlalu cepat. Sementara itu, saham Ping An turun 4%, sementara ICBC turun 1,8%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper