Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2018, PT Timah (TINS) Pertebal Belanja Modal

Presiden Direktur PT Timah Tbk. (Persero) siap memperbesar belanja modal pada tahun depan untuk mengakuisisi perusahaan tambang dan pengembangan lahan.

Bisnis.com, BENGKULU -- Presiden Direktur PT Timah Tbk. (Persero) siap memperbesar belanja modal pada tahun depan untuk mengakuisisi perusahaan tambang dan pengembangan lahan.

Presiden Direktur Timah Riza Pahlevi Tabrani mengungkapkan, belanja modal pada tahun depan berpotensi lebih besar dari belanja modal tahun ini. Pada 2017, perseroan menganggarkan belanja modal sekitar Rp1,5 triliun--Rp2 triliun.

"Saya sekarang sedang mengincar blok tambang. Rencana akuisisi juga lagi berjalan, tapi belum matang, ada yang di Indonesia, kalau di luar negeri lagi dilihat dulu," ungkapnya pada Bisnis, Rabu (22/11/2017).

Dia mengungkapkan, serapan belanja modal pada tahun depan akan digunakan untuk maintanance, pengembangan lahan baru dan pembelian peralatan baru. Hingga September 2017, ungkapnya, belanja modal yang terserap sudah mencapai Rp1 triliun. Mayoritas dari dana tersebut digunakan untuk membeli peralatan kerja.

Selain itu, emiten bersandi saham TINS tengah melakukan pengeboran di Bangka Belitung. Adapun nilai investasi yang dialokasikan senilai Rp150 miliar.

Sepanjang Januari--September 2017, sumber pendapatan TINS paling besar dari segmen pertambangan timah senilai Rp6,35 triliun, naik 45% dari posisi RP4,37 triliun pada periode yang sama. Sementara itu, pendapatan dari segmen konstruksi dan lainnya masing-masing senilai Rp646,01 miliar dan Rp200,8 miliar.

Selama 9 bulan tahun ini, total pendapatan yang dibukukan oleh TINS mencapai Rp6,62 triliun, tumbuh 44,22% dari posisi Rp4,59 triliun pada posisi September 2016.

Riza menambahkan, rencana akusisi tambang yang tengah dirancang, akan digunakan menggunakan kas yang dimiliki. Per September 2017, nilai kas dan setara kas yang dikantongi oleh TINS mencapai Rp1,64 triliun, naik hampir 3 kali lipat dari posisi Rp563,8 miliar dari akhir tahun lalu.

Perlu diketahui, posisi utang bank jangka pendek TINS yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu setahun ke depan pada buku September 2017 mencapai Rp2,15 triliun dan utang obligasi dan sukuk yang jatuh tempo dalam jangka panjang mencapai Rp1,5 triliun.

Hingga September 2017, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp300,57 miliar, naik 6 kali lipat dari posisi Rp50,65 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dia mengungkapkan, rencana akuisisi yang akan  dilakukan sejalan untuk memperkuat posisi holding pertambangan untuk menguasai cadangan mineral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper