Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Hang Seng Berakhir Menguat Hari Kedua

Pergerakan indeks saham acuan Hong Kong berhasil berakhir positif pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (17/11/2017), mengekor pergerakan bursa Asia yang ditopang performa kuat bursa Wall Street serta perkembangan rencana pajak di Amerika Serikat (AS).
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan Hong Kong berakhir positif pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (17/11/2017), mengekor pergerakan bursa Asia.

Penguatan itu, ditopang juga performa kuat bursa Wall Street serta perkembangan rencana pajak di Amerika Serikat (AS).

Indeks Hang Seng ditutup naik 0,62% atau 180,28 poin di 29.199,04. Pagi tadi Hang Seng dibuka dengan penguatan 0,67% atau 195,60 poin di posisi 29.214,36.

Sebanyak 22 saham menguat, 25 saham melemah, dan 4 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.

Dilansir Reuters, indeks Hang Seng telah menguat 0,7% sepanjang pekan ini.

Adapun indeks saham MSCI Asia-Pacific, selain Jepang, naik 0,6% pada perdagangan sore ini, meskipun turun 0,1% sepanjang pekan.

Tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berhasil berakhir menguat bersama dolar pada perdagangan Kamis, setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menyetujui versi rancangan undang-undang perombakan pajak yang diusung Partai Republik.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,8% atau 187,08 poin di level 23.458,36. Adapun indeks S&P 500 menguat 0,82% atau 21,02 poin di 2.585,64 dan indeks Nasdaq Composite ditutup menanjak 1,3% atau 87,08 poin di level 6.793,29.

Baik indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan penguatan persentase terbesarnya dalam lebih dari dua bulan.

Dilansir Reuters, DPR AS menyetujui paket pemangkasan pajak yang mempengaruhi perusahaan, individu dan keluarga. Rencana tersebut di antaranya mencakup penurunan tarif pajak perusahaan menjadi 20% dari 35%.

Hal ini membawa perkembangan satu langkah penting lebih maju bagi Partai Republik maupun Presiden Donald Trump terhadap kebijakan perombakan pajak yang diusungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper