Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC: Energi Terbarukan Topang Pertumbuhan Permintaan Minyak Hingga 2022

Permintaan minyak dinyatakan akan tumbuh dengan laju yang sehat dalam lima tahun ke depan saat energi terbarukan menunjukkan ekspansi tercepat dari semua jenis energi.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan minyak dinyatakan akan tumbuh dengan laju yang sehat dalam lima tahun ke depan saat energi terbarukan menunjukkan ekspansi tercepat dari semua jenis energi.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo memaparkan prospek jangka menengah untuk permintaan minyak meningkat signifikan sampai 2022 dengan kenaikan tahunan rata-rata yang sehat.

“Permintaan minyak mentah akan naik rata-rata 1,2 juta barel per hari sampai 2022 dan melambat menjadi 300.000 barel per hari pada 2035 sampai 2040,” ungkap Barkindo, memberikan preview OPEC 2017 World Oil Outlook yang direncanakan akan dirilis pada 7 November.

“Pangsa bahan bakar fosil dalam campuran energi global akan turun di bawah 80 persen pada tahun 2020 dan turun menjadi 75,4 persen pada tahun 2040,” lanjutnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (16/10/2017).

Menurutnya, sumber angin, matahari, panas bumi, dan fotovoltaik akan menjadi energi yang tumbuh paling cepat, dengan peningkatan rata-rata 6,8% per tahun dari tahun 2015 sampai 2040, meskipun masih berkontribusi kurang dari 5,5% dari total campuran energi dunia pada tahun 2040.

“Dengan tumbuhnya ekonomi global dan permintaan minyak diperkirakan tumbuh sebesar 1,45 juta barel per hari tahun ini, indikator pasar minyak membaik dengan cepat,” ujar Barkindo.

Prospek permintaan minyak tersebut diungkapkan saat OPEC dan sejumlah produsen non-OPEC bergulat dengan kelebihan pasokan global yang telah menyeret harga minyak mentah menjadi separuh dari level tertinggi yang tercatat pada 2014.

OPEC, Rusia, dan pemasok lainnya memperdebatkan apakah akan memperpanjang langkah pemangkasan produksi yang akan berakhir pada Maret tahun depan. Upaya ini dilakukan untuk menahan kelebihan pasokan serta menopang harga.

Harga minyak acuan Brent, yang mengakhiri perdagangan Jumat di US$57,17 per barel, telah naik 0,6% sepanjang persen tahun ini ditopang oleh pemberlakukan upaya tersebut yang dimulai sejak Januari. OPEC selanjutnya dijadwalkan akan bertemu di Wina bulan depan untuk mencermati pilihannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper