Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba PTPP Terlihat Kinclong Pada Agustus 2017

PT PP (Persero) Tbk., mencatatkan kinerja pertumbuhan laba kinclong pada delapan bulan selama tahun 2017 mencapai Rp836 miliar melesat 58% secara tahunan.
Direktur Utama PT PP (Persero) Tumiyana (ketiga kiri) bersama jajaran direksi mengangkat tangan seusai konferensi pers pemaparan kinerja perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2016 PT PP (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (16/3)./Antara-Indrianto Eko Suwarso
Direktur Utama PT PP (Persero) Tumiyana (ketiga kiri) bersama jajaran direksi mengangkat tangan seusai konferensi pers pemaparan kinerja perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2016 PT PP (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (16/3)./Antara-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA -  PT PP (Persero) Tbk., mencatatkan kinerja pertumbuhan laba kinclong pada delapan bulan selama tahun 2017 mencapai Rp836 miliar melesat 58% secara tahunan.

Direktur Utama PTPPTumiyana menjelaskan pendapatan konsolidasi perseroan per 8 bulan 2017 mencapai Rp11,5 triliun, atau tumbuh 19% secara year-on-year dibandingkan pencapaian periode yang sama 2016 sebesar Rp9,7 triliun.

Kontribusi dari divisi konstruksi dan EPC di induk perusahaan mencapai 76,2% dari total pendapatan konsolidasi PTPP sebelum eliminasi, sedangkan 23,8% sisanya disumbangkan oleh entitas-entitas anak PTPP.

Perseroan berhasil meraih laba bersih Rp836 miliar per Agustus 2017 dibandingkan dengan pencapaian Agustus 2016 sebesar Rp530 miliar, yang menunjukkan pertumbuhan 58% secara year-on-year.

Pencapaian itu terutama didorong oleh kemampuan operasional perseroan, di mana laba usaha PTPP mencapai Rp1,3 triliun. sebagai catatan, perseroan mencatat laba usaha Rp889 miliar per semester I/2017.

“Perseroan akan terus mengejar keunggulan operasional untuk menjaga pertumbuhan pendapatan maupun kualitas laba di tengah pasar konstruksi yang kompetitif,” ujar Tumiyana dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (2/10/2017).

Adapun posisi kas dan setara kas termasuk investasi jangka pendek perseroan mencapai Rp5,7 triliun dengan total utang berbunga (Interest Bearing Debt) Rp7,9 triliun, serta modal Rp11,9 triliun. Dengan demikian, rasio gearing dan net gearing per 31 Agustus 2017 masing-masing 0,66x dan 0,18x.

“Perseroan berkomitmen untuk menjaga kesehatan keuangan dan leverage tetap terkendali, sehingga PTPP dapat terus tumbuh dalam koridor keuangan yang sehat,” ujar Tumiyana.
Selain itu, penilaian dari pihak ketiga, misalnya lembaga rating, juga menunjukkan kekuatan keuangan perseroan.

Tumiyana menyatakan, PTPP memiliki rating korporasi serta obligasi dan medium-term notes (MTN) Single A Plus (“A+”) dengan outlook “Stabil” dari lembaga rating Pefindo, yang diupgrade dari tahun-tahun sebelumnya Single A (“A”). “Perbaikan rating ini menunjukkan tingkat kesehatan dan kekuatan keuangan perseroan dari pihak yang independen”, lanjut Tumiyana.

Pencapaian kontrak baru sampai dengan akhir September 2017 mencapai Rp31,9 triliun atau tumbuh 40,5% dibandingkan dengan Rp22,7 triliun yang dicapai pada periode yang sama tahun sebelumnya. “Pencapaian kontrak baru sebesar 78,6% dari total target perseroan selama 2017 menunjukkan PTPP tetap on the right track.” ujar Tumiyana.

Kontribusi kontrak baru tersebut masing-masing berasal dari induk perseroan Rp28,1 triliun dan anak perusahaan Rp3,8 triliun. Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP selama bulan September, di antaranya Bandar Udara Kulonprogo Yogyakarta Rp6,5 triliun, Transmart Bali Rp497 miliar, dan Jalan Tol Gempol-Pasauruan Rp423,5 miliar.

Dari sisi komposisi kepemilikan (project owner) perolehan kontrak baru sampai dengan akhir September 2017 didominasi oleh BUMN sebesar 60,8%, disusul oleh Swasta 28,9% dan Pemerintah 10,2%.

Dengan perolehan kontrak proyek Bandara Yogyakarta pada bulan September 2017, komposisi kontrak baru perseroan berdasarkan tipe pekerjaan adalah sebagai berikut: gedung (29,6%), pelabuhan dan bandara (28,5%), EPC (22,5%), jalan dan jembatan (16,5%), serta irigasi (2,6%).

“Eksposur PTPP terhadap proyek Pemerintah tidak signifikan, sedangkan dari sisi tipe pekerjaan, kontrak baru yang diraih sangat terdiversifikasi, sehingga portofolio kontrak baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dan mendorong profitabilitas perseroan yang lebih baik,” ungkap Tumiyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper