Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Perbarui Rekor Jelang Rapat Kebijakan The Fed

Sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berhasil memperbarui rekornya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menjelang pertemuan rapat kebijakan The Federal Reserve serta seiring dengan meredanya tensi seputar isu Korea Utara.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berhasil memperbarui rekornya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menjelang pertemuan rapat kebijakan The Federal Reserve seiring meredanya tensi seputar isu Korea Utara.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,28% atau 63,01 poin di 22.331,35. Indeks Nasdaq Composite naik 0,1% atau 6,17 poin di level 6.454,64 sedangkan indeks S&P 500 berakhir menguat 0,15% atau 3,64 poin di posisi 2.503,87.

Indeks Dow Jones mencetak rekor barunya untuk sesi perdagangan kelima berturut-turut, sedangkan indeks S&P membukukan rekor untuk sesi perdagangan kedua berturut-turut, ditopang penguatan saham finansial.

Pada Jumat (15/9), indeks S&P 500 ditutup di level tertinggi sepanjang masa dengan mencapai level 2.500 untuk pertama kalinya.

“Anda baru saja melihat momentum kecil ini setelah melewati 2.500 tapi kemudian sepertinya agak kehabisan tenaga dan akan menunggu waktunya sampai Rabu, ketika mendengarkan (pidato Gubernur Th Fed) Janet (Yellen),” kata Ken Polcari, direktur divisi NYSE di O'Neil Securities, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/9/2017).

Saham Amazon.com merosot 1,3%, saham Google juga turun 0,6%.

Di sisi lain, kenaikan imbal hasil obligasi AS mendorong saham-saham finansial, dengan suku bunga lebih tinggi diharapkan menyokong profit bank.

Situasi seputar isu Korea Utara yang relatif tenang serta pernyataan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengenai solusi damai selama akhir pekan lalu meredakan kekhawatiran investor.

Namun pidato yang akan disampaikan Presiden AS Donald Trump kepada para pemimpin dunia dalam sidang tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari ini waktu setempat berpotensi menambah ketidakpastian politik pekan ini.

Bagaimanapun, agenda utama yang akan dinantikan pasar adalah pertemuan kebijakan The Fed pada 19-20 September. Bank sentral AS tersebut diperkirakan akan mengumumkan rencana dimulainya pengurangan neraca bank senilai US$4,5 triliun, meski masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper