Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Diprediksi Meningkat, WTI Tembus US$50/Barel

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober menguat 1,2% atau 0,59 poin ke level US$49,89 per barel di New York Mercantile Exchange setelah sebelumnya menyentuh level US$50,50 selama sesi tersebut.
Minyak West Texas Intermediate/Reuters
Minyak West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah mencapai US$50 per barel untuk pertama kalinya dan ditutup pada level tertinggi dalam enam pekan terakhir di tengah meningkatnya optimisme akan peningkatan permintaan.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober menguat 1,2% atau 0,59 poin ke level US$49,89 per barel di New York Mercantile Exchange setelah sebelumnya menyentuh level US$50,50 selama sesi tersebut.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman November menguat 0,31 poin ke posisi US$55,47 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, dua dari organisasi paling berpengaruh di pasar minyak dunia, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) dan OPEC, menaikkan estimasi permintaan minyak dunia, yang menandakan mulai berkurangnya pasokan global yang telah membebani harga.

Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research Inc mengatakan meskipun prospek permintaan bullish telah mendorong harga lebih tinggi, ada batasan psikologis pada level US$50, yang masih merupakan titik penjualan bagi banyak orang.

“Beberapa investor tidak yakin bahwa keseimbangan pasar berubah untuk menopang harga di atas level US$50," ungkap Michael, seperti dikutip Bloomberg.

IEA mengatakan permintaan minyak untuk tahun 2017 akan meningkat paling banyak dalam dua tahun terakhir. Ini mengikuti perkiraan OPEC pada perkiraan berapa banyak pembeli minyak mentah tahun depan, didorong oleh meningkatnya konsumsi di Eropa dan China.

Di AS, pemadaman listrik karena badai mendorong distributor bahan bakar untuk mengambil lebih banyak bensin dari tangki penyimpanan untuk mengatasi kekurangan pada pekan lalu, data pemerintah menunjukkan.

Laporan Badan Informasi Energi AS pada hari Rabu menunjukkan stok bensin meluncur ke 218,3 juta barel pekan lalu. Pada saat yang sama, output minyak naik paling banyak sejak 2012 dan stok minyak mentah meningkat paling banyak sejak bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper