Bisnis.com, JAKARTA— harga emas berpotensi melemah menjelang pertemuan tahunan di Jackson Hole Wyoming AS yang diadakan oleh The Fed dan dihadiri oleh Gubernur Bank Sentral utama dunia pada 24—26 Agustus 2017.
Pada perdagangan Selasa (22/8/2017) pukul 9.20 WIB, harga emas spot turun3,37 poin atau 0,26% menuju US$1.288,51 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan harga tumbuh 12,29%.
Sementara itu, harga emas comex kontrak Desember 2017 terkoreksi 2,30 poin atau 0,18% menjadi US$1.294,40 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan harga tumbuh 11,77%.
Asia Trade Poin Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya hari ini menyampaikan, emas kembali ditutup menguat mendekati level tertinggi $1.300 per troy ounce pada perdagangan hari Senin (21/8/2017) semalam.
Kondisi ini terjadi ditengah meningkatnya eskalasi ketegangan di semenanjung Korea seiring dengan latihan militer yang dilakukan oleh Korea Selatan dan AS.
Tindakan Korea Selatan dan AS ini memancing reaksi dari Korea Utara yang menyebutkan bahwa latihan militer ini merupakan prilaku yang sembrono dan dapat mendorong situasi kedalam fase perang nuklir yang tidak terkendali.
Namun demikian, sambung ATPF, harga emas berpotensi melemah menjelang pertemuan tahunan di Jackson Hole Wyoming AS yang diadakan oleh The Fed dan dihadiri oleh Gubernur Bank Sentral utama dunia. Agenda ini berlangsung pada 24—26 Agustus 2017.
Senior vice president perusahaan broker Ambrosino Brothers Todd Calvin menyampaikan, peristiwa penting yang dinantikan pasar pada bulan ini ialah pertemuan para pejabat bank sentral dunia dalam Jackson Hole Symposium pada 24-26 Agustus 2017.
Setiap sentimen hawkish dapat menekan harga emas, tetapi sebaliknya sentimen dovish dapat mengatrol harga.
"Pasar menunggu pernyataan Janet Yellen [Gubernur The Fed], Mario Draghi [Presiden European Central Bank], atau Haruhiko Kuroda [Gubernur Bank of Japan] soal kebijakan moneter yang akan memengaruhi harga emas," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg.
Menurutnya, level US$1.300 per troy ounce menjadi jarak yang cukup jauh untuk bisa dicapai. Akan tetapi, posisi tersebut bisa diraih jika ketegangan global meningkat, The Fed melonggarkan cengkeraman pengetatan kebijakan moneter, dan dolar AS melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel