Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak kelapa sawit atau CPO rentang mengalami aksi profit taking seiring dengan menurunnya ekspor Malaysia yang mengindikasikan penurunan permintaan.
Pada perdagangan Jumat (30/6/2017) pukul 11.30 WIB atau jeda siang di bursa Malaysia, harga CPO kontrak September 2017 naik 8 poin atau 0,32% menuju 2.477 ringgit per ton. Sepanjang tahun berjalan harga masih merosot 18,58%.
David Ng, derivatives specialist Phillip Futures, menyampaikan harga CPO dalam waktu dekat terdorong oleh sentiment meningkatnya harga minyak kedelai.
Pada perdagangan Jumat (30/6/2017) pukul 12.53 WIB harga minyak kedelai kontrak Desember 2017 di bursa CBOT stabil di posisi US$32,86 sen per pon. Sebelumnya harga meningkat 4 sesi berturut-turut.
“Kini pasar akan berfokus pada rilis data ekspor Malaysia,” tutur Ng seperti dikutip dari Bloomberg.
Rilis data ekspor CPO Malaysia pada siang ini menunjukkan pengapalan pada Juni 2017 turun 8,9% month on month (mom) menjadi 1.190.583 ton dari bulan sebelumnya sejumlah 1.306.374 ton. Data dikeluarkan oleh Intertek Testing Services.
Menurut Ng, pelemahan eskpor akan memicu aksi jual atau short covering. Harga semakin rentan karena danya laporan Malaysian Palm Oil Association perihal kenaikan produksi CPO pada tanggal 1—20 Juni 2017 sebesar 8,3% mom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel