Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Pulih, Bursa Saham Jepang Rebound

Sejumlah indeks saham acuan Jepang berhasil mempertahankan laju positifnya sekaligus membukukan rebound pada perdagangan hari ini (Jumat, 23/6/2017), ditopang oleh pulihnya harga minyak mentah, meski pada saat yang sama kinerja yen lanjut menguat.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham acuan Jepang berhasil mempertahankan laju positifnya sekaligus membukukan rebound pada perdagangan hari ini (Jumat, 23/6/2017), ditopang oleh pulihnya harga minyak mentah, meski pada saat yang sama kinerja yen lanjut menguat.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan penguatan 0,12% atau 1,97 poin di level 1.612,35 dan berakhir naik tipis 0,06% atau 0,96 poin ke 1.611,34. 

Dari 2.012 saham pada indeks Topix, 848 saham di antaranya menguat, 1.001 saham melemah, dan 163 saham stagnan.

Indeks Nikkei 225 ditutup naik 0,11% atau 22,16 poin ke level 20.132,67, setelah dibuka dengan penguatan 0,21% atau 42,07 poin di 20.152,58.

Rebound pada Topix dan Nikkei 225 hari ini sekaligus mengakhiri pelemahan yang dialami dua hari berturut-turut sebelumnya.

Sebanyak 130 saham menguat, 84 saham melemah, dan 11 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Daikin Industries Ltd. yang menguat 1,95% menjadi pendorong utama terhadap laju positif Nikkei, diikuti oleh Fast Retailing Co. Ltd. yang naik 0,41% dan Nitto Denko Corp. yang menanjak 1,14%.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut menguat 0,07% atau 0,08 poin ke 111,25 yen per dolar AS pada pukul 13.53 WIB, setelah kemarin ditutup menguat 0,04% di posisi 111,33.  

Adapun harga minyak WTI kontrak Agustus 2017 siang ini lanjut naik 0,16% atau 0,07 poin ke US$42,81 per barel pada pukul 13.44 WIB, setelah kemarin mencetak rebound 0,49% di posisi 42,74.

“Pasar minyak masih bergerak sideways, tapi fakta bahwa penurunannya terhenti menjadi sumber dorongan,” kata Hideyuki Ishiguro, ahli strategi senior di Daiwa Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

Ditambahkan olehnya, ada kekhawatiran di pasar bahwa turunnya harga minyak akan membebani finansial negara-negara penghasil minyak dan pasar minyak akan mulai menjual sebagian dari aset mereka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper