Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi AS Naik, WTI Menuju Level Terendah 2017

Harga minyak mentah WTI merosot ke level terendah baru 2017 akibat penambahan produksi dari sejumlah negara terutama Amerika Serikat.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah WTI merosot ke level terendah baru 2017 akibat penambahan produksi dari sejumlah negara terutama Amerika Serikat.

Pada perdagangan Kamis (22/6/2017) pukul 10.30 WIB harga minyak WTI kontrak Agustus 2017 merosot 0,07 poin atau 0,16% menuju US$42,46 per barel. Ini merupakan level terendah sejak 10 Agustus 2016 di posisi US$41,71 per barel.

Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto mengatakan faktor fundamental menjadi sentimen utama yang mencemaskan pasar. Dari sisi suplai, kelebihan pasokan yang berasal dari AS, Libya, dan Nigeri masih membayangi.

Terkini data U.S. Energy Information Administration (EIA) yang dilansir pada Rabu (21/6/2017) waktu setempat menunjukkan stok minyak AS sepekan yang berakhir Jumat (16/6/2017) turun 2,45 juta barel menuju 509,09 juta barel.

Sementara tingkat produksi dalam waktu yang sama naik 20.000 barel per hari (bph) menjadi 9,35 juta bph. Ini merupakan level tertinggi sejak Agustus 2015 dan menunjukkan produksi AS meningkat dalam 3 pekan berturut-turut.

"Harga minyak rawan tekanan dari sisi suplai yang membanjiri pasar,” tuturnya saat dihubungi, Kamis (22/6/2017).

Fakta mencengangkan datang dari Libya, dimana jumlah produksi per Juni 2017 sudah mencapai 715.430 ribu barel per hari (bph). Ini merupakan level tertinggi sejak Juni 2013 sejumlah 1,32 juta bph.

Selain dari AS, pasar juga mengantisipasi penambahan pasokan dari Libya dan Nigeria. Kedua negara dibebaskan dari perjanjian pemangkasan produksi antara OPEC dan non OPEC yang berlangsung hingga kuartal I/2018.

Sementara sisi permintaan mengkhawatirkan karena China mengalami pelemahan penyerapan. Bahkan, volume konsumsi akan melambat dalam bulan-bulan mendatang.

Mengutip riset Bank ANZ, merosotnya permintaan minyak dari sejumlah konsumen utama di negara-negara Asia menekan harga minyak. Benua tersebut merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.

Bea Cukai Jepang melaporkan impor minyak mentah pada Mei 2017 turun 13,5% year on year (yoy) menjadi 2,83 juta bph. Sementara India, yang baru-baru ini melampaui Jepang sebagai importir kedua terbesar di Asia, juga mengalami penurunan permintaan 4,2% yoy pada Mei 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper