Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Terdorong Proyeksi Data Pengangguran AS

Harga emas kembali emnguat karena adanya dorongan faktor teknikal dan proyeksi meningkatnya data pengangguran Amerika Serikat yang melemahkan dolar AS.
Emas/Istimewa
Emas/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas kembali emnguat karena adanya dorongan faktor teknikal dan proyeksi meningkatnya data pengangguran Amerika Serikat yang melemahkan dolar AS.

Pada perdagangan Kamis (22/6/2017) pukul 11.18 WIB harga emas gold spot naik 6,01 poin atau 0,48% menjadi US$1.252,49 per troy ounce. Harga meningkat dalam 2 sesi terakhir setelah terjerembab di posisi US$1.243,01 pada Selasa (20/6/2017). Sepanjang tahun berjalan harga meningkat 9,20%.

Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam risetnya menyampaikan terkoreksinya nilai mata uang USD pada perdagangan semalam, berhasil menjadi menjadi momentum bagi emas untuk melakukan rebound. Positifnya data penjualan rumah AS yang naik sebesar 1,1% pada Mei 2017 menjadi 5,62 juta unit tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap greenback.

Faktor teknikal mendominasi perdagangan emas semalam, dimana sebelumnya area harga US$1242 merupakan area support yang cukup kuat bagi harga emas. Adapun pada hari ini, sentimen yang akan kembali membayangi harga emas adalah data klaim pengangguran mingguan AS yang dirilis Kamis (22/6/2017) waktu setempat.

Menurut perkiraan data klaim pengangguran mingguan AS mengalami kenaikan menjadi 241.000 orang dari pekan sebelumnya sebesar 237.000 orang.

Sementara itu, Research Analyst FXTM Lukman Otunuga pada Rabu (21/6/2017) menuturkan harga emas menghadapi penurunan tajam pada awal pekan ini. Pemerosotan harga terjadi seiring dengan apresiasi USD.

Penurunan harga diperbesar oleh komentar hawkish dari pejabat penting The Fed yang memberi harapan kenaikan suku bunga AS lagi pada tahun ini. Artinya rencana Bank Sentral AS mengerek suku bunga sebanyak 3 kali pada 2017 akan terealisasi.

Presiden The Fed New York William Dudley mengharapkan pasar tenaga kerja yang semakin kencang dapat memicu inflasi, sehingga mendukung adanya kenaikan suku bunga lanjutan. Sementara Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan menyatakan pelemahan data ekonomi bersifat dan imbal hasil obligasi 10 tahun bersifat sementara.

Walaupun ketidakpastian seputar Brexit dan politik AS yang berkelanjutan dapat mendorong harga batu kuning dalam jangka menengah hingga panjang, logam mulia ini tetap bearish dalam jangka pendek ketika berada di bawah level US$1.260 per troy ounce.

Dari sudut pandang teknikal, emas tertekan pada grafik harian dengan dan membidik posisi US$$1.240 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper