Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Sentimen Berikut Tekan Wall Street Terperosok

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 61,85 poin atau 0,29% ke level 21.467,14, sedangkan indeks Standard & Poors 500 turun 16,43 poin atau 0,67% ke 2.437,03 dan Nasdaq Composite melandai 50,98 poin atau 0,82% ke 6.188,03.
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (20/6/2017) menyusul penurunan tajam harga minyak mentah yang menyeret sektor energy.

Selain itu, sektor ritel juga terseret oleh kekhawatiran mengenai rencana Amazon.com untuk meningkatkan bisnis pakaian jadi, sementara investor juga khawatir terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve di masa depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 61,85 poin atau 0,29% ke level 21.467,14, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 turun 16,43 poin atau 0,67% ke 2.437,03 dan Nasdaq Composite melandai 50,98 poin atau 0,82% ke 6.188,03.

Harga minyak mentah turun sekitar 2% setelah berita kenaikan pasokan oleh beberapa produsen utama yang menggerogoti upaya OPEC dan produsen lainnya untuk menstabilkan pasar melalui penurunan output.

"Orang benar-benar berpikir kisaran harga minyak akan berada antara US$45 sampai US$55, tapi minyak semakin melemah dan produsen AS semakin efisien," kata Ken Polcari, direktur divisi bursa New York di O'Neil Securities, seperti dikutip Reuters.

Bursa memperdalam pelemahannya menjelang penutupan setelah komentar oleh Presiden Federal Reserve Robert Kaplan yang menambah kekhawatiran investor terhadap proyeksi pengetatan kebijakan moneter the Fed.

Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB & T Wealth Management, mengatakan pidato Kaplan yang mengatakan bahwa teknologi dan globalisasi menekan inflasi AS menunjukkan bahwa inflasi yang rendah mungkin akan berlanjut.

Sebelumnya, Presiden Fed Boston Eric Rosengren mengatakan era suku bunga rendah di AS dan di tempat lain menimbulkan risiko stabilitas keuangan dan bahwa bank sentral harus memperhitungkan kekhawatiran tersebut ke dalam pengambilan keputusan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper