Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Apple Anjlok, Wall Street Berakhir Mixed

Saham Apple Inc. (AAPL.O) anjlok 3,9%, dengan penurunan persentase harian terbesar sejak April 2016 dan merupakan penekan terbesar terhadap tiga indeks utama, menyusul laporan bahwa iPhone yang akan diluncurkan akhir tahun ini akan menggunakan chip modem dengan kecepatan download yang lebih lambat daripada beberapa smartphone pesaingnya.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir mixed pada perdagangan terakhir pekan lalu (Jumat, 9/6/2017), di tengah melemahnya sektor teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,42% ke 21.271,97, indeks S&P 500 turun tipis 0,08% ke 2.431,77, sedangkan indeks Nasdaq Composit berakhir merosot 1,80% atau 113,85 poin ke posisi 6.207,92.

Sementara itu, sektor teknologi .SPLRCT, yang sempat melesat dan memimpin reli pada pasar, berakhir drop 2,7%.

Meski demikian, performa sektor finansial .SPSY dan sektor energi .SPNY dilaporkan menguat, masing-masing sebesar 1,9% dan 2,5%.

Saham Apple Inc. (AAPL.O) anjlok 3,9%, dengan penurunan persentase harian terbesar sejak April 2016 dan merupakan penekan terbesar terhadap tiga indeks utama, menyusul laporan bahwa iPhone yang akan diluncurkan akhir tahun ini akan menggunakan chip modem dengan kecepatan download yang lebih lambat daripada beberapa smartphone pesaingnya.

Saham Facebook Inc. (FB.O) anjlok 3,3%, penurunan terbesar sejak November 2016, sedangkan saham Alphabet (GOOGL.O) berakhir turun 3,4%, hari terburuk sejak Juni 2016. Saham Microsoft Corp (MSFT.O) melemah 2,3%, sementara saham pembuat chip Nvidia (NVDA.O) ditutup meluncur 6,5% ke posisi US$149,60.

Saham perusahaan software, Cloudera (CLDR.N), juga terjerembab setelah merilis laporan kuartalan.

“Teknologi telah tertekan selama beberapa waktu.  Investor mungkin menggunakan hasil kuartalan Cloudera sebagai alasan untuk mengambil keuntungan,” kata John Praveen, managing director untuk Prudential International Investments Advisers di Newark, New Jersey, dikutip dari Reuters (Senin, 12/6/2017).

Di sisi lain, para investor juga mencerna sejumlah peristiwa politik dan ekonomi sepanjang pekan itu di AS dan Eropa.

Pengamat pasar khawatir bahwa hasil dengar pendapat Kongres dapat menggagalkan rencana Presiden Donald Trump untuk menurunkan pajak, pengeluaran fiskal, dan peraturan yang lebih longgar. Rencana Trump tersebut sebelumnya membantu mendorong S&P 500 naik 13,7% sejak ia terpilih menjadi Presiden AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper