Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Sektor Energi dan Finansial Tekan Wall Street Turun

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,24% ke 21.029,47, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,12% ke 2.412,91 dan indeks Nasdaq Composite melandai 0,11% atau 7 poin ke posisi 6.203,19.
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), seiring pelemahan dalam sektor energi dan finansial yang mengimbangi penguatan pada saham teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,24% ke 21.029,47, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,12% ke 2.412,91 dan indeks Nasdaq Composite melandai 0,11% atau 7 poin ke posisi 6.203,19.

Sementara itu, sektor energi .SPNY merosot 1,31%, performa terburuk di antara sektor-sektor utama indeks S&P 500, dan Exxon (XOM.N) turun 0,6%.

Harga minyak melemah akibat kekhawatiran bahawa upaya pemangkasan produksi oleh para eksportir besar dunia mungkin tidak akan cukup untuk mengurangi kelebihan suplai global di saat terdapat tanda-tanda kebangkitan produksi kembali di Libya.

Penurunan saham finansial sebesar 0,8% juga memberi tekanan. JPMorgan (JPM.N) merosot 1,7% dan Bank of America (BAC.N) melorot 1,4%, keduanya menjadi penekan terbesar terhadap S&P 500.

Adapun sektor teknologi .SPLRCT naik 0,31%, didorong oleh penguatan Apple (AAPL.O) dan Microsoft (MSFT.O), masing-masing sebesar 0,6%.

Di sisi lain, tingkat belanja konsumen AS mencatat kenaikan terbesar dalam empat bulan pada bulan April, sedangkan inflasi bulanan rebound. Hal ini menunjukkan menguatnya permintaan domestik yang dapat memungkinkan bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunganya bulan depan.

“Pasar rentan terhadap risiko geopolitik dan politik. Namun dalam hal ekonomi dan pendapatan, kita melihat investor merasa nyaman,” kata Peter Kenny, ahli strategi pasar senior di Global Markets Advisory Group, seperti dikutip dari Reuters (Rabu, 31/5/2017).

Menurut data Thomson Reuters, para pedagang saat ini melihat 86,6% kemungkinan untuk penaikan suku bunga sebesar seperempat poin oleh The Fed pada pertemuan kebijakan berikutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper